Metode sosialisasi nilai yang digunakan oleh orang tua juga berpengaruh terhadap keteguhan anak dalam memegang nilai-nilai kejujuran.
Ketiga, hormat. Para orang tua mengharapkan anak-anaknya mampu menunjukkan rasa hormatnya kepada orang yang lebih tua. Rasa hormat itu diimplementasikan dengan membiasakan anak untuk mengenal unggah-ungguh dan tata karma dalam pergaulan.
Manfaat dari belajar unggah ungguh antara lain anak akan belajar menghargai dan menghormati orang lain, belajar menempatkan diri, belajar mengendalikan ego, belajar rendah hati serta tidak sombong. Kepatuhan anak kepada orang tua dijadikan sebagai salah satu indikator sikap hormat anak kepada orang tua.
Keempat, rukun. Para orang tua berupaya menumbuhkan sikap rukun anak dengan membiasakan anak untuk berbagi, bersedia mengalah, tolong-menolong, dan menjauhi perselisihan sesama saudara.
Apabila dalam kehidupan keluarga para anggotanya dapat bersikap rukun, maka perasaan tenteram akan dapat dirasakan oleh semua anggota keluarga tersebut. Sebaliknya, sikap-sikap yang mengedepankan kepentingan pribadi semata tanpa menghiraukan kepentingan orang lain dapat menimbulkan konflik antar anggota keluarga.
Kelima, disiplin yang positif. Disiplin positif adalah menumbuhkan disiplin yang didorong dalam diri anak tanpa hukuman dan hadiah. Keluarga memerlukan aturan dan batasan yang jelas tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan untuk kepentingan bersama.
Konsep disiplin positif berkaitan dengan tata tertib, aturan atau norma dalam kehidupan bersama (yang melibatkan orang banyak), disiplin positif adalah suatu sikap mental yang dengan kesadaran dan keinsyafan mematuhi terhadap perintah-perintah atau larangan yang ada terhadap sesuatu hal, karena mengerti betul-betul tentang pentingnya arti kedisiplinan positif itu.
Keenam, sabar. Sikap sabar merupakan sikap tabah hati baik dalam mendapatkan sesuatu yang tidak disenangi maupun kehilangan sesuatu yang disenangi. Ciri-ciri Orang Sabar yang Dapat Dikenali dengan Mudah dalam kehidupan berkeluarga adalah:
(1) tidak memiliki sifat egois. Ciri pertama yang bisa kamu lihat adalah tidak memiliki sifat egois, (2) memiliki sifat pemaaf. Orang sabar biasanya memilki sifat pemaaf tidak pendendam, dan (3) selalu berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak. Sifat kehati-hatian yang seperti ini akan menjadikan anak memiliki
kearifan dalam setiap tindak dan peri lakunya.
Ketujuh, prestasi belajar. Kata prestasi sering dimaknai orang tua sebagai mendapatkan peringkat di sekolah. Hal ini berimplikasi pada munculnya tuntutan pada anak untuk mendapatkan nilai yang bagus ketika mengikuti ujian sekolah.
Tujuan utama yang ingin dicapai oleh tipe nilai ini adalah kesuksesan pribadi melalui kemampuan untuk menunjukkan kompetensi diri yang optimal.
Dengan mengajarkan nilai-nilai utama dalam keluarga, anak-anak dapat tumbuh menjadi individu yang lebih baik dan memiliki karakter yang kuat. Inshaa Allah!*
Penulis : Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si.