Firman Allah SWT: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS. Al-Isra; 17:36).
Keempat, perintah untuk menghayati dan memahami ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat menggunakan akal budinya untuk mendapat pelajaran darinya dan mengamalkan kandungannya.
Firman Allah SWT: “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh
dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang- orang yang mempunyai pikiran.” (QS. Shad; 38:29).
Kelima, Allah memerintahkan manusia membaca (mempelajari, meneliti, dan sebagainya) apa saja yang telah Ia ciptakan, baik ayat-ayat-Nya yang tersurat (qauliyah), yaitu Al-Qur''an, dan ayat-ayat-Nya yang tersirat, maksudnya alam semesta (kauniyah).
Firman Allah SWT: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran
kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-‘Alaq; 96:1-5).
Keenam; sangat tinggi keutamaan orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan.
Firman Allah SWT: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: ''Berlapang-lapanglah dalam majelis'', maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: ''Berdirilah kamu'', maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujadilah; 58:11).
Ketujuh, tidak sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui.
Firman Allah SW: “(Apakah kamu orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah pada waktu malam dengan sujud dan berdiri, karena takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah, ''Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?'' Sebenarnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat
menerima pelajaran.” (QS. Az-Zumar; 39:9).
Kedelapan, Allah SWT yang mengutus Nabi Muhammad sebagai utusan kepada orang-orang Arab yang sedikit sekali mengetahui baca tulis, dan kepada manusia serta jin seluruhnya.
Firman Allah SWT: “Dialah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta huruf dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Al-Jumu’ah; 62:2).
Kesembilan, mengajar manusia dengan penuh hikmah dan pengajaran yang baik. Firman Allah SWT: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl; 16:125).
Kesepuluh, mohonlah tambahan ilmu kepada-Nya, dan jangan tergesa-gesa dalam memperoleh ilmu.
Firman Allah SWT: “Maka Mahatinggi Allah, Raja yang sebenar-benarnya. Dan
janganlah engkau (Muhammad) tergesa-gesa (membaca) Al-Qur'an sebelum selesai diwahyukan kepadamu, dan katakanlah, ''Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku.” (QS. Thaha; 20:114).*
Penulis : Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si.,
Dosen FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta,
Dewan Penasehat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan Nasional (KST) Provinsi DIY