HARIAN MERAPI - Putus asa dari rahmat Allah adalah sikap orang yang kafir. Sikap ini merupakan bentuk mengingkari nikmat Allah dan hilangnya harapan, yang bertentangan dengan prinsip iman dan keyakinan akan kasih sayang Allah.
Adapun penyebab putus asa dari rahmat Allah menurut Al-Qur'an itu setidaknya ada lima macam atau bentuk; yaitu: pertama; putus asa dari rahmat Allah, kedua;
putus asa ketika nikmatnya dicabut, ketiga; putus asa terhadap keberadaan negeri akhirat, keempat; putus asa ketika ditimpa musibah, dan kelima; putus asa terhadap suatu keputusan yang datang kepadanya sebagai suatu takdir ilahi.
Berikut ini beberapa ayat Al-Qur’an berkaitan dengan peringatan kepada manusia agar tidak berputus asa dari rahmat Allah SWT; yaitu:
Pertama, jika Allah memberikan kepada manusia suatu macam nikmat sebagai karunia-Nya, kemudian Allah mencabut nikmat-nikmat itu, maka manusia segera berubah tabiatnya menjadi orang yang putus asa.
Firman Allah SWT: “Sungguh, jika Kami cicipkan kepada manusia suatu rahmat dari Kami kemudian Kami cabut kembali darinya, sesungguhnya dia menjadi sangat berputus asa lagi sangat kufur (terhadap nikmat Allah).” (QS. Hud; 11:9).
Kedua, sungguh kafirlah orang-orang yang berputus asa dari rahmat Allah. Firman Allah SWT: “Wahai anak-anakku, pergi dan carilah berita tentang Yusuf beserta saudaranya. Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tidak ada yang berputus asa dari rahmat Allah, kecuali kaum yang kafir.” (QS. Yusuf; 12:87).
Baca Juga: Cerita rakyat Singo Ulung masyarakat Bondowoso memiliki fungsi sebagai alat pendidikan nilai budaya
Ketiga, sesungguhnya segala urusan itu adalah milik Allah dan atas kehendak serta kewenangan-Nya.
Firman Allah SWT: “Sekiranya ada suatu bacaan (Kitab Suci) yang dengannya
gunung-gunung dapat digeserkan, bumi dibelah, atau orang mati dapat diajak bicara, (itulah Al-Qur’an). Sebenarnya segala urusan itu milik Allah. Tidakkah orang-orang yang beriman mengetahui bahwa sekiranya Allah menghendaki, tentu Allah telah memberi petunjuk kepada manusia semuanya. Orang-orang yang kufur senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi di dekat tempat kediaman mereka, sampai datang janji Allah. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji.” (QS. Ar-Ra’d; 13:31).
Keempat, orang-orang yang berputus asa dari Allah adalah sesat. Firman Allah SWT: “Mereka menjawab, “Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan benar. Maka, janganlah engkau termasuk orang yang berputus asa. Dia (Ibrahim) berkata, “Adakah orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya selain orang yang sesat?” (QS. Al-Hijr; 15:55-56).
Kelima, manusia apabila diberi kenikmatan, seperti harta, kekuasaan, kemenangan dan sebagainya, mereka tidak mau lagi tunduk dan patuh kepada-Nya, bahkan mereka menjauhkan diri. Sebaliknya, apabila ditimpa kesukaran, kesengsaraan, kemiskinan, dan kekalahan, mereka berputus asa dan merasa tidak akan memperoleh apa-apa lagi.
Firman Allah SWT: “Apabila Kami menganugerahkan kenikmatan kepada manusia, niscaya dia berpaling dan menjauhkan diri (dari Allah dengan sombong). Namun, apabila dia ditimpa kesusahan, niscaya dia berputus asa.” (QS. Al-Isra’; 17:83).