HARIAN MERAPI - Agama Islam selain sebagai pedoman bagi manusia untuk menyembah dan berbakti kepada-Nya juga mengatur dan menata hubungan dengan alam semesta.
Agama Islam menata dan memberikan konsep bagi kehidupan ini, bahkan mulai dari penciptaan alam semesta, langit, bumi, air, udara, daratan, lautan manusia, tumbuhan.
Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa Allah SWT menciptakan dunia yang sangat seimbang berdasarkan keberlanjutan dan sirkularitas . Keseimbangan ini harus dijaga dengan
bertindak secara moderat, bijaksana dan adil.
Baca Juga: Mengapa duduk rebahan tak boleh lebih satu jam, ini penjelasan lengkap dokter
Di antara ayat-ayat Al-Qur’an yang mengkaji khusus tentang kewajiban orang-orang
beriman menjaga dan memelihara alam dan lingkungan adalah sebagai berikut:
Pertama, manusia sebagai khalifah di muka bumi untuk menjaga dan memelihara
alam dan lingkungan.
Firman Allah SWT: “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah; 2:30).
Kedua, manusia dilarang merusak bumi dan menggunakannya secara berlebihan.
Baca Juga: Selain aneka nasi kucing, Angkringan Sido Mampir Godean Sleman sediakan sego dan jadah bakar
Firman Allah SWT: “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan)
dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya
rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan.” (QS. Al-A’raf; :56). Juga
firman-Nya: “Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan
orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara
boros.” (QS. Al-Isra’; 17:26).
Ketiga, manusia diperintahkan untuk melestarikan bumi, termasuk tanaman dan
binatang (flora dan fauna).
Firman Allah SWT: “Dan apabila dia berpaling (dari engkau), dia berusaha untuk berbuat kerusakan di bumi, serta merusak tanam-tanaman dan ternak, sedang Allah tidak menyukai kerusakan.” (QS. Al-Baqarah; 2:205).
Keempat, manusia pelestari alam berbeda dengan perusak alam. Firman Allah SWT:
“Pantaskah Kami memperlakukan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan
sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di bumi? Atau pantaskah Kami
menganggap orang-orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang jahat?” (QS. Shad;
38:28).
Baca Juga: Wujudkan Program Nasional Swasembada Pangan, Sleman perluas lahan pertanian dan percepat masa tanam
Kelima, kerusakan bumi dan lingkungan alam adalah karena ulah manusia. Firman
Allah SWT: “ Dan sungguh, Kami telah mengutus sebelum engkau (Muhammad) beberapa
orang rasul kepada kaumnya, mereka datang kepadanya dengan membawa keterangan-
keterangan (yang cukup), lalu Kami melakukan pembalasan terhadap orang-orang yang
berdosa. Dan merupakan hak Kami untuk menolong orang-orang yang beriman.” (QS. Rum;
30:47).