Menanam harapan kebermaknaan hidup di Bulan Penuh Keberkahan

photo author
- Jumat, 28 Maret 2025 | 05:00 WIB
 Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si., Dosen Program Magister dan Doktor FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta, Dewan Penasehat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan (KST) Provinsi DIY (Dok. Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si., Dosen Program Magister dan Doktor FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta, Dewan Penasehat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan (KST) Provinsi DIY (Dok. Pribadi)

HARIAN MERAPI - Menanam harapan kebermaknaan hidup di Bulan Penuh Keberkahan. Setiap orang pasti memiliki harapan; harapan untuk hidup bahagia, sejahtera, dan terhormat.

Seseorang senantiasa berharap bisa mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, bisa terhindar dari
penderitaan, kemiskinan dan kebodohan.

Seseorang berharap dapat menjadi pegawai yang berdedikasi tinggi dan berprestasi, dapat menjadi muslim yang taqwa, selalu beramal shaleh, berakhlak mulia (akhlaq al-karimah) dan menjalankan amar ma'ruf dan nahi munkar. Dan masih banyak lagi harapan yang semua itu menunjukkan keadaan yang lebih baik daripada sekarang.

Baca Juga: Kompetensi Keahlian Seni Pedalangan Ki Gadhing Pawukir Seno Saputro di Joglo Gayam Sedayu Bantul

Kehidupan dunia sekarang ini adalah saat yang tepat untuk menabur berbagai harapan
sebagaimana di atas. Layaknya sepetak tanah, dunia adalah tempat menanam, dan harapan itu adalah laksana benih.

Karena itu, untuk dapat panen, maka seseorang harus mau dan mampu menabur benih.
Siapapun yang semakin banyak menabur benih, maka semakin banyak ia berkesempatan untuk panen.

Siapa yang banyak menanam akan banyak mengetam, begitulah kira-kira sunatullah dalam kehidupan. Hanya persoalannya, seringkali seseorang lupa, bahwa harapan itu dapat menimbulkan berbagai perilaku; yakni:

Pertama, orang yang mempunyai harapan, tetapi tidak dibarengi dengan kemauan dan
kemampuan melakukan usaha untuk mewujudkan harapan itu. Akibatnya, harapan itu mendorong orang melakukan potong kompas atau jalan pintas.

Baca Juga: Tips mudik asik dan aman bersama anak-anak

Maunya cepat kaya dan terhormat, tetapi tidak mau bekerja keras. Lantas, muncullah sifat jahatnya, yaitu merampas hak milik orang lain dengan cara mencuri, korupsi dan sebagainya. Mau cepat menjadi sarjana, tetapi tidak mau belajar keras.

Lantas, potong kompas. Yang penting punya uang, maka skripsi bahkan disertasi sebagai karya puncak untuk menjadi intelektual sejati cukup dengan dibeli atau ditenderkan kepada orang lain.

Kedua, orang yang mempunyai harapan dan dibarengi dengan kemauan dan kemampuan
melakukan usaha untuk mewujudkan harapannya itu. Perilaku yang seperti ini juga akan melahirkan dua kemungkinan, yaitu berhasil atau gagal.

Dalam pandangan Islam, berhasil ataukah gagal harus tetap disyukuri. Tetapi, orang sering lupa, ketika berhasil menjadi sombong (takabur) dan berlebih-lebihan. Sementara ketika harapan harus mendapatkan kegagalan, seseorang menjadi putus asa, putus harapan.

Baca Juga: Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Berikan Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

Firman Allah SWT: ''Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa
malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan.'' (QS. Al-Fussilat; 41:28).

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X