Puasa Ramadhan merupakan salah satu cara untuk melatih kejujuran. Seseorang yang
memiliki sifat jujur akan memperoleh kemuliaan dan derajat yang tinggi dari Allah SWT.
Firman
Allah SWT: “Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang
mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang
sidiqin (benar), laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-lakidan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah Telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar”. (QS. Al-Ahzab, 33:35).
Inilah janji Allah kaitannya dengan balasan yang indah dari orang-orang yang jujur, yaitu
pengampunan-Nya dan pahala dari-Nya yang sangat besar.
Dalam agama Islam terdapat beberapa macam sifat jujur yang dibedakan berdasarkan
penerapan sifat jujur tersebut; yakni: (1) Jujur dalam niatnya atau kehendaknya, artinya seseorang terdorong untuk berbuat sesuatu atau bertindak dengan dorongan dari Allah.
(2) Jujur dalam ucapan, yaitu seseorang yang berkata sesuai dengan apa yang dia ketahui atau terima. Ia tidak berkata apapun, kecuali perkataan tersebut merupakan kejujuran.
(3) Jujur dalam perbuatan, yaitu seseorang yang beramal dengan sungguh-sungguh sesuai dengan apa yang ada dalam batinnya.
(4) Jujur dalam janji, artinya dia selalu menepati janji yang telah diucapkan kepada manusia. Dia hanya mengucapkan janji yang dia tahu bisa dia tepati.
(5) Jujur sesuai kenyataan, yang berarti dia menerapkan kejujuran pada segala hal yang dia alami di dalam hidupnya. Alangkah idealnya kalau lima kejujuran ini melekat pada diri seseorang, yang tercermin dalam segala aktifitas sehari-hari.
Kenikmatan dan kebahagiaan yang didapat oleh orang-orang yang berbuat jujur yang
merupakan salah satu buah dari Puasa Ramadhan tidak hanya diterimanya di akhirat, namun juga diterimanya di dunia.
Alangkah baiknya jika kita mulai membiasakan berbuat jujur dan menjauhkan diri dari perbuatan dusta atau bohong yang menjauhkan kita dari rahmat Allah SWT. Semoga Allah tetap menempatkan kita semua sebagai orang yang jujur yang memberikan solusi atas cobaan yang melanda, sehingga secara bertahap ujian hidup ini dapat terurai secara baik menuju kepada kehidupan yang normal sebagaimana waktu-waktu sebelum munculnya wabah dalam hidup ini. Insya Allah! *
Penulis: Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si.,
Dosen Program Magister dan Doktor FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta,
Dewan Penasehat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan (KST) Provinsi DIY,
Senat Sekolah Tinggi Pendidikan Islam (STPI) Bina Insan Mulia Yogyakarta