SEORANG pemuda, S (24) tergolong kreatif dalam mencari uang. Sayangnya kreativitasnya dimanfaatkan untuk kejahatan. Ia berlagak menjual mobil antik bernilai miliaran rupiah. Caranya dengan memajang foto-foto mobil antik yang ternyata bukan miliknya. Namun pelaku mampu meyakinkan korban bahwa mobil yang ia jual adalah miliknya. Apalagi pelaku masuk dalam komunitas penggemar mobil antik.
Korbannya WT yang tertarik dengan kendaraan yang ditawarkan S, total nilainya mencapai Rp 2,5 miliar. Namun pelaku minta uang muka sebesar Rp 690 juta dan dijanjikan tiga mobil yang dipesan korban akan dikirim dalam waktu dua pekan. Apa yang terjadi setelah dua pekan terlewati ? Pelaku sulit dihubungi dan entah ke mana domisilinya.
Bahkan, menurut informasi pelaku berpindah-pindah tempat tinggal dari Jakarta hingga Medan. Lantaran identitasnya sudah diketahui, polisi melakukan perburuan hingga akhirnya menuai hasil. Pelaku yang kabur selama satu tahun berhasil diringkus di Jakarta. Namun, berdasar pemeriksaan, sudah tak ada lagi uang tersisa kecuali hanya Rp 200 ribu di rekeningnya. Menurut pengakuannya, uangnya telah habis untuk melunasi utang dan biaya menikah.
Baca Juga: SDN Godean 3 selenggarakan bakti sosial dan lomba mewarnai tingkat TK B, berikut daftar pemenangnya
Bukan penjahat kalau tidak pandai berkelit. Boleh jadi S berbohong uangnya habis dan mengada-ada untuk biaya menikah. Tujuannya jelas, agar tidak mengembalikan uang korbannya. Ini adalah modus yang sering dilancarkan penjahat ketika ketangkap. Secara hukum pelaku dijerat Pasal 378 KUHP karena telah melakukan penipuan dan diancam hukuman empat tahun penjara.
Persoalannya, apa artinya hukuman itu bagi korban ? Sebab, bagi korban yang penting adalah uangnya kembali. Bahwa pelaku dihukum itu sudah pasti, namun uang korban harus kembali. Lantas bagaimana bila memang uang itu telah habis dibelanjakan pelaku ? Ini yang jadi masalah. Korban tak bisa berbuat apa-apa.
Memang agak aneh, mengapa korban begitu mudahnya mengeluarkan uang ratusan juta rupiah sementara belum jelas keberadaan barangnya. Untuk itulah masyarakat perlu berhati-hati terhadap penipuan bermodus penjualan mobil atau barang antik.
Baca Juga: Giliran Liga Arab tolak rencana pemindahan warga Palestina, ini pernyataan resminya
Jangan mudah percaya kalau belum lihat barangnya secara langsung. Apalagi barang tersebut bernilai ekonomi tinggi. Lain soal bila nilai barang tidak seberapa puluhan ribu misalnya. Itulah kelicikan pemuda S yang mampu mengecoh orang berduit. (Hudono)
| BalasTeruskan Tambahkan reaksi |