Orang tua yang bersifat pasif terhadap perilaku agresif dan memilih hukuman fisik dalam menerapkan disiplin, mengindikasikan kegagalan dalam pemecahan problem hubungan inter personal dan mengembangkan perilaku non-kekerasan.
Kurangnya pengawasan orang tua, inkonsistensi disiplin, hukuman fisik dan sikap menolak orang tua yang ditandai dengan sikap kritis secara berlebihan, kebencian dan hukuman fisik berpengaruh terhadap perilaku agresif dan kekerasan.
Sebagai contoh, dalam satu studi, anak berusia 4 (empat) tahun dari keluarga
dengan tingkat kerja sama dan dukungan yang rendah dalam pengasuhan bersama, lebih cenderung untuk mengalami kesulitan dalam penyesuaian sosial dan lebih agresif dibandingkan dengan teman-teman sekelas mereka ketika diamati di Kelompok Bermain (Play Group) mereka.
Penerapan disiplin yang otoriter dengan penerapan peraturan yang keras dan kaku terutama dilakukan dengan memberikan hukuman fisik, dapat menimbulkan berbagai pengaruh yang buruk bagi remaja.
Remaja akan merasa kehidupan privacy-nya terganggu dan memunculkan perilaku agresif. Orang tua yang menggunakan gaya pengasuhan otoritatif lebih cenderung memiliki anak dengan masalah eksternal (seperti mengekspresikan perasaan yang tertahan atau bersikap sangat agresif), dan masalah internal (seperti kecemasan atau depresi) yang lebih besar.
Kepribadian anti sosial juga berpengaruh terhadap perilaku kekerasan siswa. Di samping itu, aspek-aspek kepribadian seperti temperamen, harga diri, kontrol diri, konsep diri yang negatif berhubungan dengan perilaku kekerasan.
Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku agresif remaja diklasifikasikan dalam dua kelompok utama;
yaitu, (a) faktor ekstrinsik atau faktor-faktor yang bersumber dari luar diri siswa termasuk faktor demografis, seperti jenis kelamin, pendidikan orang tua, usia, status sosial ekonomi orang tua, faktor sosial, seperti pengalaman perilaku kekerasan, pengasuhan orangt ua, pengaruh media elektronika, dan pengaruh interaksi dengan teman sebaya,
(b) faktor intrinsik atau faktor-faktor yang bersumber pada diri remaja sendiri, termasuk sifat-sifat kepribadian, temperamen, konsep diri, kontrol diri, dan harga diri. *
Penulis : Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si.,
Dosen Psikologi Pendidikan Program Magister dan Doktor FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta,
Dewan Penasehat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan (KST) Provinsi DIY
