HARIAN MERAPI - Dalam tuntunan agama Islam, niat diartikan sebagai fondasi dari semua perbuatan manusia, baik itu perbuatan baik atau buruk.
Niat berfungsi untuk: (1) membedakan ibadah satu dengan ibadah lainnya, atau membedakan ibadah dengan kebiasaan yang dilakukan, dan (2) membedakan tujuan seseorang dalam melakukan ibadah.
Maksudnya, apakah orang yang beribadah itu niat mengharapkan rida Allah atau beribadah karena selain Allah, seperti mengharapkan pujian manusia, materi, jabatan, kepopuleran atau lain sebagainya.
Baca Juga: Ini manfaat tempe produk nabati untuk kesehatan jantung, simak saran dietisien dari RSCM Jakarta
Niat merupakan salah satu aspek penting dalam agama Islam, termasuk ketika melakukan
ibadah dan aktivitas lainnya agar mendapat ridha Allah.
Berikut adalah beberapa hadits Nabi Muhammad SAW yang berkaitan dengan niat sebagai suatu pedoman tentang bagaimana melaksanakan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari, sebagai berikut:
Pertama, niat harus ikhlas mengharap ridha Allah SWT. “Dari Umar bin Khattab RA, beliau
berkata bahwasannya ia mendengar Rasulullah SAW bersabda: Segala amal perbuatan tergantung niatnya, dan bagi setiap orang hanyalah akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Barangsiapa berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya itu menuju Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa hijrahnya karena dunia yang ia harapkan atau karena wanita yang ingin ia nikai, maka hijrahnya itu menuju yang ia inginkan.” (HR. Muttafaq’alaih).
Kedua, niat lebih penting daripada amal. Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi, Rasulullah SAW
bersabda: “Niat seorang mukmin lebih utama dari pada amalnya.” Kemudian, kembali dijelaskan dalam hadis dari Abu Hurairah, bahwa Nabi Muhammad bersabda: “Sesungguhnya Allah mencatat berbagai kejelekan dan kebaikan lalu Dia menjelaskannya. Barangsiapa yang bertekad untuk melakukan kebaikan lantas tidak bisa terlaksana, maka Allah catat baginya satu kebaikan yang sempurna. Jika ia bertekad lantas bisa ia penuhi dengan melakukannya, Allah mencatat baginya 10 kebaikan hingga 700 kali lipatnya sampai lipatan yang banyak.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadits di atas juga didukung oleh hadis lainnya yang diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu
‘anha bahwa Rasulullah bersabda: “Tidaklah seseorang bertekad untuk bangun melaksanakan salat malam, tetapi ketiduran mengalahkannya, maka Allah tetap mencatat pahala salat malam untuknya dan tidurnya tadi dianggap sebagai sedekah untuknya.” (HR. An-Nasai).
Ketiga, segala perbuatan tergantung niatnya. Sabda Rasulullah Muhammad SAW:
“Sesungguhnya segala perbuatan itu bergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan apa yang diniatkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Keempat, hubungan antara niat dan motif. Sabda Rasulullah Muhammad SAW: “Engkau
dapati apa yang engkau niatkan wahai Yazid. Sedangkan, wahai Ma’an, engkau boleh mengambil
apa yang engkau dapati.” (HR Bukhari).
Kelima, niat ketika mencari ilmu. Sabda Rasulullah Muhammad SAW: “Barangsiapa menuntut ilmu hanya ingin digelari ulama, untuk berdebat dengan orang bodoh, supaya dipandang manusia, Allah akan memasukkannya ke dalam neraka.” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Baca Juga: Anak bermain saat hujan dapat membuat sakit, hoaks atau fakta?
Keenam, niat berbuat baik untuk mendapat pahala. Dari Ibnu ‘Abbas RA dari Nabi Muhammad, bersabda: “Sesungguhnya Allah menulis kebaikan-kebaikan dan kesalahan-kesalahan
kemudian menjelaskannya. Barangsiapa berniat melakukan kebaikan tetapi dia tidak (jadi)
melakukannya, Allâh tetap menuliskanya sebagai satu kebaikan sempurna di sisi-Nya.