KASUS pencabulan menimpa seorang siswi SD di Temanggung. Korban dicabuli oleh ayah pacarnya, M (31) warga Temanggung. Pelaku telah mencabuli korban sebanyak enam kali di kawasan dekat kolam renang di Temanggung sejak September hingga Oktober 2024. Korban tak kuasa melawan karena pelaku mengancam akan menyebarkan foto telanjang dada korban. Dari mana M mendapat foto tersebut ?
Ternyata dari HP anaknya yang notabene pacar korban. Kasus ini mengundang perhatian para orang tua dan guru di Temanggung. Kecil-kecil kok sudah pacaran dan berani berfoto telanjang dada. Entahlah, korban mungkin tak pernah mendapat perhatian dari orang tua maupun guru. Andai ada perhatian orang tua, kemungkinan kasus tersebut tidak terjadi.
Kasus tersebut terungkap lantaran korban menceritakan peristiwa yang ia alami kepada perangkat desa setempat yang kemudian diteruskan kepada orang tua. Setelah diinterogasi M pun mengaku terus terang telah menyetubuhi korban hingga enam kali. Sulit dibayangkan, bagaimana mungkin siswi SD itu melayani nafsu bejat M.
Baca Juga: Bima Perkasa Jogja Datangkan Jan Misael Panagan Jelang IBL 2025
Atas perbuatannya, M dijerat UU Perlindungan Anak dengan ancaman pidana penjara maksimal 15 tahun. Tak ada alasan pembenar maupun pemaaf atas perbuatan M. Apalagi, perbuatan itu dilakukan dengan kesadaran penuh. Artinya, pelaku secara sengaja memang ingin mencabuli korbannya, padahal ia tahu bahwa yang bersangkutan masih di bawah umur.
M mungkin termasuk golongan orang ‘nggragas’. Ia tega menyetubuhi pacar anaknya. Lazimnya orang tua justru akan melindungi pacar anaknya, bukan malah memangsanya. Kasus ini seharusnya menjadi bahan evaluasi bagi orang tua maupun guru, sejauh mana mereka memberi perhatian kepada anak atau muridnya. Lengah menjaga anak bisa berakibat fatal.
Siswa-siswi SD mestinya belum layak berpacaran. Orang tua dan guru seharusnya memberi pelajaran terkait perkembangan anak hingga remaja. Pun harus diberitahu tentang bahaya pergaulan bebas. Jangan sampai mereka termakan bujuk rayu orang dewasa, termasuk M, sebab dampaknya akan sangat serius dan jangka panjang.
Baca Juga: Pemotor Ditabrak Mobil Saat Memperbaiki Sepeda Motor di Pinggir Jalan di Depok Sleman
Anak SD juga sudah bisa mendapatkan pendidikan atau pengetahuan tentang seks sesuai tingkatan umurnya. Tujuannya agar mereka mendapat bekal pengetahuan yang cukup saat memasuki masa remaja, apalagi sudah mengalami menstruasi. Jangan sampai mereka justru dimanfaatkan orang dewasa lantaran tak punya pengetahuan tentang seks. (Hudono)
| BalasTeruskan Tambahkan reaksi |