HARIAN MERAPI - Ada empat sifat mustahil Nabi Muhammad SAW, yang salah satunya adalah al-kizzib.
Nabi Miuhammad SAW dilahirkan pada tanggal 12 Rabi`ul Awal Tahun Gajah di Makkah
al-Mukarramah. Kelahiran Nabi Muhammad SAW merupakan momentum awal, babak baru
kejayaan Islam dalam konteks penyebaran agama Islam sebagai agama tauhid.
Tugas dan tanggung jawab Nabi Muhammad SAW sangat berat, karena pada saat itu Nabi dihadapkan dengan zaman yang penuh kejahiliahan (kebodohan). Dalam al-Quran surat Al-Anbiya` ayat 107 Allah SWT berfirman: “Tidaklah Kami mengutusmu melainkan untuk menjadi rahmat sekalian alam.”
Baca Juga: Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia peringati Maulid Nabi Muhammad SAW di Mapolres Sukoharjo
Rasulullah SAW dikenal sebagai manusia dengan akhlak terbaik. Firman Allah SWT:
''Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas akhlak yang agung.'' (QS. Al-Qalam; 68:4).
Oleh karena itu, sebagai umat Islam kita wajib meneladani sifat-sifat baik Rasulullah SAW. Memiliki
sifat baik, rasanya mustahil jika Nabi Muhammad SAW memiliki sifat tercela.
Sebab, Allah SWT telah menjaga Nabi Muhammad SAW dari sifat tercela itu agar selalu menjad panutan bagi umatnya.
Sifat mustahil bagi para rasul ini ada empat yakni al-kizzib, al-khianah, al-kitman, dan al-
baladah. Empat sifat mustahil yang tidak mungkin ada pada diri Rasulullah Muhammad SAW sebagai pribadi yang sempurna. Secara berturut-turut dapat dijelaskanm sebagai berikut:
Pertama, Al-Kizzib. Rasulullah SAW memiliki sifat As-Siddiq yang berarti jujur dan memiliki integritas kepribadian yang sempurna. Maka dari itu, mustahil jika beliau memiliki sifat Al-
Kizzib. Pendusta atau pembohong adalah arti dari Al-Kizzib. Tidak mungkin seorang Rasul
mengatakan hal-hal yang bohong atau dusta di dalam pelaksanaan dakwahnya.
Baca Juga: Layanan Perizinan BPOM Kini Bisa Diakses di Mal Pelayanan Publik Kulon Progo
Firman Allah SWT: “Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru, dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS. An-Najm; 53:2-4).
Kedua, Al-Khianah. Al-Khianah adalah kebalikan dari sifat Al-Amanah. Artinya, Rasulullah
adalah sosok yang dapat dipercaya. Mustahil jika Rasul bersifat Al-Khianah atau yang berarti
berkhianat. Tak ada satu pun wahyu dari Allah SWT yang Rasul khianati dari umatnya. Semuanya ia sampaikan dengan benar sesuai dengan yang diamanatkan oleh Allah SWT.
Firman Allah SWT: “Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu; tidak ada Tuhan selain Dia; dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.” (QS. Al-An’am; 6:106).
Ketiga, Al-Kitman. Rasulullah memiliki sifat At-Tabligh yang artinya menyampaikan wahyu
dari Allah SWT. Al-Kitman berarti menyembunyikan. Semua wahyu yang diberikan oleh Allah SWT
tak ada yang disembunyikan untuk dirinya sendiri. Melainkan, disampaikan seluruhnya kepada
umatnya.
Baca Juga: Masalah pengisian perangkat desa bisa ganggu suasana politik jelang Pilkada 2024
Firman Allah SWT: “Katakanlah (Muhammad): Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa
perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang
diwahyukan kepadaku. Katakanlah: ‘Apakah sama orang yang buta dengan yang melihat?’ Maka
apakah kamu tidak memikirkan(nya)?” (QS. Al-An’am; 6:50).