AWAS ! Begal payudara beraksi lagi. Kali ini beraksi di Trihanggo Gamping Sleman. Tak tanggung-tanggung korbannya dua orang dengan selisih waktu hanya beberapa menit. Yang pertama, seorang mahasiswi yang berboncengan bersama dua temannya, tepatnya di Bulak Selokan Mataram, Donokitri, Trihanggo, Gamping Sleman pada Minggu sekitar pukul 23.50. Tiba-tiba mereka dipepet orang tak dikenal mengendarai motor yang langsung memegang payudara korban, AWS (21).
Korban berteriak minta tolong kepada warga yang berada di angkringan, sekitar lokasi kejadian, namun pelaku tidak terkejar. Beberapa menit kemudian kembali terjadi aksi begal payudara yang menimpa HP yang juga melintas di Bulak Selokan Mataram. Usai memegang payudara korban, pelaku langsung kabur. Korban berusaha mengejar namun gagal. Kedua korban tidak secara bersamaan kemudian melapor ke polisi.
Apakah kasus yang pertama dan kedua berkaitan ? Masih diselidiki polisi. Yang jelas tempat kejadian perkaranya tak berjauhan. Peristiwanya memang menjelang tengah malam, sehingga situasi di kawasan tersebut relatif sepi. Korban yang lewat di tempat tersebut tentu tidak menyangka bakal menjadi korban begal payudara.
Baca Juga: Ini kendala yang dihadapi pasien kanker payudara yang akan mengakses trastuzumab
Begal payudara sebenarnya hanya istilah saja, lebih tepatnya pelecehan seksual, sehingga pelaku terancam hukuman berat. Masih belum jelas apakah di sekitar tempat kejadian perkara telah terpasang kamera CCTV atau tidak.
Bila terpasang, niscaya akan memudahkan bagi polisi untuk mengidentifikasi pelaku. Kalaupun tidak ada kamera CCTV, kiranya pengakuan korban yang mengalami kejadian tersebut bisa menjadi petunjuk untuk menangkap pelaku.
Bila kita cermati kasus begal payudara atau pelecehan seksual terjadi pada malam atau dini hari di tempat yang relatif sepi. Biasanya mereka akan mengincar perempuan yang naik motor sendirian. Tapi dalam kasus di atas, ternyata bertiga sekalipun, pelaku tetap nekat beraksi. Aksi mereka tentu sangat meresahkan dan harus ditindak. Lantas, bagaimana caranya ?
Baca Juga: Hasto tuduh Jokowi gunakan penegak hukum untuk intimidasi, begini jawaban Istana
Polisi tentu tak mungkin melakukan patroli setiap saat di tempat yang sepi pada malam hari, mengingat jumlah personel yang terbatas. Jika demikian, pengamanan diri harus ditingkatkan, agar jangan sampai menjadi korban begal payudara. Pemerintah kabupaten mestinya juga peduli dan melakukan antisipasi, misalnya dengan memberi penerangan yang memadai di kawasan yang relatif sepi, seperti di Bulak Selokan Mataram. (Hudono)