MASYARAKAT harus hati-hati modus gendam yang dilancarkan para penjahat. Kali ini melibatkan dua orang WNA, kejadiannya di Gading Playen Gunungkidul beberapa hari lalu. Untung korban diingatkan tetangganya sehingga pelaku gagal beraksi.
Modusnya dengan menukar uang Rp 50 ribuan dengan Rp 100 ribuan. Warga yang sudah curiga dengan dua WNA tersebut segera mengingatkan penjual toko kelontong di Gading yang hendak menjadi sasaran gendam.
Dua WNA tersebut pun kabur menggunakan mobil dengan nomor polisi yang sudah dikaburkan. Berdasar informasi, mereka telah berhasil beraksi di Panggang dan Saptosari Gunungkidul dan meraup uang hingga jutaan rupiah. Polisi juga mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati ketika bertemu dengan orang yang mencurigakan.
Baca Juga: Ramalan zodiak Leo sepekan berlaku mulai Minggu 18 Agustus 2024, Anda dapat memenangkan permainan
Aksi gendam sebenarnya bukan fenomena baru, bahkan belakangan sering terjadi. Pelaku hanya butuh ilmu mempengaruhi korbannya agar benar-benar percaya dan yakin pada pelaku.
Setelah percaya, barulah pelaku mengeluarkan jurusnya yakni dengan meminta barang berharga maupun uang korban, ada juga yang melalui transfer ATM. Ini bisa terjadi ketika korban dalam kondisi terpengaruh omongan pelaku.
Artinya, bila korban percaya diri dan kritis, pelaku tak akan bisa berbuat banyak. Sebab, pada dasarnya, ilmu gendam adalah ilmu mempengaruhi orang lain. Dalam kasus di atas memang agak berbeda karena pelaku adalah WNA.
Bayangan orang awam WNA yang ada di Indonesia, termasuk di DIY, adalah orang-orang berduit. Padahal tidak semuanya demikian, karena ada pula yang kekurangan, bahkan melakukan kejahatan seperti pada kasus di atas.
Orang umumnya akan respek ketika berhubungan dengan WNA. Apalagi, sebagai tuan rumah harus memberi pelayanan terbaik kepada tamu, termasuk WNA. Ternyata keramahan masyarakat kita disalahgunakan pelaku kejahatan. Mereka memanfaatkan keramahan masyarakat demi mendapatkan keuntungan finansial, antara lain dengan cara menggendam.
Gendam di sini tentu tidak terkait dengan hal-hal yang bersifat mistis, melainkan lebih pada upaya mempengaruhi orang lain untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Gendam harus dilawan dengan kepercayaan diri, alias tidak gampang percaya kepada orang yang belum dikenalnya. Apalagi, misalnya, sampai meminta atau meminjam kartu ATM, yang tentu bakal disalahgunakan. Pertahanan dan kepercayaan diri menjadi kunci untuk melawan gendam. (Hudono)