HARIAN MERAPI - Nabi Muhammad SAW berhasil mengubah masyarakat Arab “jahiliyah” menjadi masyarakat yang berperadaban tinggi dalam waktu yang relatif singkat, yakni cukup 23 tahun saja.
Keberhsilan dakwah Nabi Muhammad SAW tersebut, setidaknya ditemukan ada lima keluhuran sifat-sifat kemanusiaan.
Pertama, rahmat adalah jiwanya. Rahmat pada diri Nabi bukan sekadar diakibatkan
karena keyatimannya, melainkan suatu amal dan perangai yang tersusun rapi, teratur dengan cara indah mengiringi wujudnya di alam ini yang dimulai sejak beliau dilahirkan sebagai seorang bayi yang yatim piatu.
Baca Juga: Dua belas Ayat Al-Quran tentang Masjidil Haram, di antaranya sebagai arah kiblat umat Islam
Sahabat Jabir RA menceritakan: ”Pada suatu hari Nabi Muhammad SAW sedang dalam perjalanan, kemudian beliau melihat seorang laki-laki yang dikerumuni orang-
orang, beliaupun bertanya: ”Mengapa orang itu?” Mereka menjawab: ”Laki-laki itu sedang
berpuasa!”
Berkata Baginda Nabi: ”Bukan suatu pekerjaan yang baik siapapun di antara kalian yang berpuasa di saat dalam perjalanan. Gunakanlah perkenan (“rukhsah”) yang diberikan Allah kepada kalian dengan sebaik-baiknya dan terimalah serta laksanakanlah!”
Kedua, keadilan adalah syareatnya. Pada suatu hari datanglah seorang Badui dengan
cara yang bodoh dan perkataan yang sangat menusuk: ”Hai Muhammad! Apakah harta ini harta Allah atau harta Bapakmu?”
Mendengar pertanyaan yang sangat kasar itu Umar bin Khattab RA bukan main panas telinganya mendengar pertanyaan itu. Umar langsung saja maju dengan menghunus pedangnya.
Baca Juga: Tobat setelah jatuh sakit dan teringat semua perbuatan tercela di masa lalu
Tindakan yang demikian langsung dicegah Nabi SAW: ”Biarkan dia hai Umar, dia mempunyai hak dan berhak pula untuk berbicara!” Kali lain, dalam suatu perjalanan yang disertai beberapa sahabat, ketika istirahat para sahabat mempersiapkan untuk makan, mereka sibuk membagi pekerjaan di antara mereka, maka Rasulullah SAW mengacungkan jarinya: ”Tugas saya mengumpulkan kayu bakar!”
Para sahabat berkata: ”Ya Rasulullah, tugas itu pekerjaan kami!” Jawab Nabi: ”Saya tahu kalian hendak menghormati saya, namun saya tidak mau dibeda-bedakan dengan diri kalian!”
Ketiga, kasih sayang adalah nalurinya. Rasulullah Muhammad SAW adalah seorang
insan, nalurinya kasih sayang dan sifatnya cinta kasih. Kepada siapa semua itu ditujukan?
Jawabannya adalah kepada semua makhluk Allah yang berada di atas bumi.
Ketaatan beliau kepada Allah mengatasi ketaatan semua insan, begitu juga cintanya kepada Allah. Kebajikan terhadap sesama manusia adalah dikarenakan cintanya kepada Allah, kebajikan merupakan kesenangannya. Oleh karenanya akan dikerjakannya dengan ringan dan gembira.
Baca Juga: Aktivitas kunjungan wisata ke Danau Kelimutu tidak ditutup, tapi dibatasi sampai di sini.....
Itulah rahasia sukses kepemimpinan beliau, yaitu melaksanakan kasih sayang baginya bukan lagi merupakan sesuatu yang dipaksakan, tetapi sejak kelahirannya, semenjak beliau diciptakan Allah sudah mendarah daging meresap ke seluruh aspek kehidupannya rasa cinta dan kasih sayang kepada seluruh makhluk ciptaan Allah.