Kelima, sabar dan ridha atas berbagai kekurangan yang dialaminya. Setiap keluarga memiliki kebutuhan dan kekurangan yang berbeda dengan keluarga lain. Terhadap kenyataan yang seperti ini, seorang suami harus memahami sedalam-dalamnya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Keenam, berupaya maksimal untuk membahagiakan istri dan anggota keluarga yang lain. Kebahagiaan seorang suami adalah ketika dia mampu membahagiakan keluarga yang dibinanya.
Hanya saja, cara yang ditempuh untuk meraihnya harus dengan cara yang baik. Misalnya dalam hal memenuhi kebahagiaan secara materi haruslah diperoleh
dengan cara yang baik dan halal (halalan thoyyiban).
Ketujuh, membantu istri dalam menciptakan suasana yang baik penuh kedamaian.
Masalah menciptakan keluarga yang penuh kedamaian adalah merupakan tanggung jawab bersama antara suami dan istri.
Baca Juga: Kader PKK Salatiga mengabdi 10 tahun dan 20 tahun bakal diberi sertifikat
Jalinan kasih penuh kemesraan di antara keduanya merupakan jalan terbaik untuk menuju ke arah itu.
Kedelapan, hormat dan sopan terhadap keluarga istri (mertua). Bagaimanapun
keadaannya keluarga istri adalah keluarga suami juga. Oleh karena itu sungguh tidak logis manakala seorang suami katena satu dan lain hal tidak mau menghormati keluarga sendiri.
Kesembilan, dapat mengatasi berbagai macam kesulitan keluatga secara bijaksana.
Kesulitan dalam keluarga adalah merupakan hal yang sangat lumrah terjadi dalam
kehidupan berkeluarga.
Menghadapi persoalan ini, seorang suami harus dapat berlaku bijaksana. Penyelesaian terhadap berbagai persoalan yang terjadi dalam keluarga akan merupakan ujian bagi seorang suami untuk dapat berti. (Oleh : Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si)