BANTUL (harianmerapi.com) - Tantangan berat program percepatan vaksinasi di Kabupaten Bantul yakni keterbatasan jumlah tenaga kesehatan (nakes). Meski demikian Kabupaten Bantul berkomitmen melakukan upaya percepatan vaksinasi secara maksimal.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, Rabu (21/7) menuturkan keterbatasan jumlah nakes faktor yang menyebabkan capaian angka vaksinasi di Bantul bagi warga usia 12 tahun baru sekitar 20 persen dari 700 ribu warga usia 12 tahun ke atas secara total.
Adapun kekurangan nakes terjadi karena pemberian vaksinasi hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan bersertifikat seperti dokter, perawat dan bidan. Sementara tenaga kesehatan lulusan SMA sederajat belum diizinkan melakukan vaksinasi.
Selain itu, imbuhnya kekurangan nakes juga terjadi karena beberapa nakes terpapar covid-19 sehingga mereka harus melakukan isolasi mandiri (isoman).
"Ada juga dari mereka yang sakit dan kelelahan sehingga memerlukan istirahat sehingga kurang maksimal dalam tugas," jelas Bupati
Ditegaskan Bupati, pada masa pandemi Covid-19 tugas nakes tidak hanya memberikan vaksinasi. Namun mereka juga melakukan tugas lain seperti tes swab, antigen hingga mengawasi warga yang melakukan isolasi mandiri.
"Selain vaksinasi, nakes bersertifikasi juga melakukan tes swab dan antigen bahkan pemantauan dan pengawasan warga yang melalukan isolasi mandiri (isoman). Meskipun pemantauan bisa dilakukan oleh relawan, namun kalau sudah menyangkut terkait medis tetap harus dilakukan oleh nakes," tegasnya.