Saat merasa dirinya kembali dalam performa terbaik untuk menantang Quartararo, Bagnaia justru tampil tak konsisten, meraih satu kemenangan tambahan di Italia yang diapit tiga hasil gagal finis.
Dengan defisit 91 poin pada pertengahan tahun, Bagnaia sadar ia menghadapi jalan terjal untuk bersaing dengan para pebalap papan atas. Namun, ia tetap fokus menjalani satu balapan ke balapan berikutnya.
"Saya kehilangan keyakinan dalam kejuaraan ini selama satu jam setelah balapan di Sachsenring tapi setelah itu saya tahu bahwa masih ada kesempatan untuk menjadi juara dunia," kata Bagnaia.
Baca Juga: Melawan petugas, lima begal jalanan didor polisi
"Kami mencoba menganalisis semuanya, di rumah juga, untuk melihat apa yang harus diperbaiki, kenapa saya jatuh dan membuat begitu banyak kesalahan, dan sejak momen itu kami melakukan sesuatu yang luar biasa."
Kesabaran Bagnaia membuahkan hasil sementara Quartararo justru didera sejumlah penampilan buruk.
Sang pebalap Prancis, yang memenangi tiga balapan pada paruh pertama musim, belum meraih kemenangan lagi sejak di Jerman serta gagal finis tiga kali.
Di sisi lain, Bagnaia merasakan empat kemenangan beruntun untuk menyalip Aleix Espargaro dan Enea Bastianini di klasemen.
Posisi Quartararo sebagai pemuncak klasemen mulai terancam ketika Bagnaia meraih tiga podium lagi.
Baca Juga: Berapa lama penanganan stroke paling baik, ini kata dokter
Sang pebalap Yamaha kembali ketiban sial dan gagal mendulang poin ketika Marc Marquez menabraknnya di Aragon.
Ia sadar motor M1 tak bisa menandingi kecepatan Ducati di lintasan lurus, dan di Australia Quartararo harus menyerahkan pimpinan klasemen ke Bagnaia setelah terjatuh di Phillip Island.
Setelah itu Bagnaia meraih kemenangan sempurna di Malaysia di saat Quartararo finis podium untuk memaksa pertarungan gelar juara dunia dilanjutkan ke Valencia.
Membutuhkan tiga poin saja atau finis 14 besar, Bagnaia tahu tugasnya cukup mudah pada balapan penutup musim namun tak ingin gegabah atau membuat kesalahan konyol di Ricardo Tormo.
Baca Juga: Ceramahnya memukau ibu-ibu di Kota Solok, inilah perempuan mulia menurut Abdul Somad