Kritik itu hampir terbuktikan manakala dia cedera lutut begitu tiba di Swedia yang memaksanya absen dalam dua pertandingan pertama Brazil dalam Piala Dunia 1958 itu.
Pele hampir absen dari pertandingan ketiga Brazil melawan Uni Soviet, seandainya pelatih Vicente Feola termakan saran psikolog tim yang menyatakan Pele masih "kekanak-kanakan" dan tidak layak dimainkan dalam arena setinggi itu.
Baca Juga: Pelatih gulat yang diduga melakukan pelecehan seksual terhadap atletnya ditetapkan sebagai tersangka
Sebaliknya Feola melawan hati kecilnya dengan memainkan si anak muda yang kemudian membayar tuntas kepercayaannya.
Bekerja bersama-sama dengan Garrincha, Pele mempersembahkan penampilan yang memukau nan menyihir kala Soviet takluk 0-2 kepada Brazil.
Setelah itu Pele tak tertahankan. Dia kemudian menciptakan gol kemenangan dalam perempat final saat melawan Wales, kemudian hattrick ketika membantai Prancis 5-2 dalam semifinal, lalu mengukir dua gol dalam final melawan Swedia.
Saat itu usianya baru 17 tahun. Pele pun menjadi pesepak bola termuda yang menjuarai Piala Dunia.
Namun, dua turnamen berikutnya menjadi pengalaman tidak menyenangkan bagi dia.
Baca Juga: Empat Kunci Surga: ilmu, amal, dakwah dan sabar
Berumur 21 tahun kala Piala Dunia 1962 di Chile, Pele terlihat lebih matang dan lebih kuat, sehingga Brazil diyakini akan dengan mudah merengkuh trofi.
Dan memang dia kembali memukau semua orang ketika gol dari aksi individualnya menggetarkan gawang Meksiko untuk memenangkan Brazil 2-0 dalam partai pembuka.
Namun pada pertandingan kedua dia cedera parah kala dilawan Ceko yang membuatnya absen sampai turnamen selesai ketika rekan-rekan senegaranya berhasil mempertahankan gelar juara dunia.
Namun kekecewaan Pele karena cedera yang membatasi penampilannya di Chile tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan kekecewaan yang dia alami di Inggris pada 1966 yang tanpa perlindungan wasit, dia habis-habisan dikasari pemain-pemain lawan sampai terpaksa tak melanjutkan kiprahnya.
Baca Juga: Siapa pelaku di balik pencurian laptop jaksa KPK, tunggu penyelidikan polisi
Dia dikasari secara brutal oleh tim pertahanan Bulgaria pada laga pertama hingga terpaksa absen dalam pertandingan kedua. Penderitaannya mencapai puncaknya saat melawan Portugal dalam laga berikutnya.