Tak kalah menginspirasi adalah kisah Yusril Mahendra dari Sumatera Barat, yang menempuh perjalanan darat tiga hari dua malam untuk tiba di Kudus.
Tanpa latihan intensif jelang laga, ia memilih fokus memulihkan stamina.
Hasilnya tak sia-sia, setelah mengalahkan Husni Hairil dari Kalbar dan Abillah M. Delkvainlt dari Kaltim di final, Yusril menggondol emas.
“Ini revans dari kekalahan saya dulu di kejurnas,” katanya.
Baca Juga: Rayakan Perjalanan 42 Tahun Slank, Yogya Jadi Kota Pertama Tour Hey Slank x HS Berani Kita Beda
Pelatih kontingen Sambo Sumbar, Hendri Gusman Darma, bersyukur strategi hemat biaya mereka terbayar lunas.
Dengan membawa 20 atlet dan 5 ofisial menggunakan jalur darat, ia mengusung semangat sport tourism sambil merangkap sopir.
“Dengan dua medali yang kami raih, semua kelelahan anak-anak ini terbayar,” ucapnya.
Sementara itu, pelatih Sambo Jawa Tengah, Andi Nugroho, memuji kedisiplinan dan konsistensi anak asuhnya, termasuk Budi Setiawan.
“Budi telah menjalani latihan intensif sejak awal tahun. Kemenangan ini adalah bukti hasil kerja keras dan mental bertanding yang matang,” tuturnya.
Bupati Kudus, Samani Intakoris, mengungkapkan kebanggaannya atas sukses penyelenggaraan PON Bela Diri 2025 di wilayahnya.
Ia melihat langsung pertandingan sambo dan menyatakan ketertarikannya pada pengembangan cabang tersebut di Kudus.
Baca Juga: Liga Santri 2025 wilayah Eks Karesidenan Kedu diikuti 16 tim Ponpes
“Kalau nanti ada tempat latihan sambo atau ju-jitsu di sini, sangat baik untuk pembinaan anak muda,” terang Samani, seraya menyebut dampak ekonomi positif yang dirasakan UMKM dan sektor pariwisata lokal.