Sedangkan Sri, pernah hampir mati gara-gara dicekik Dela, ketika ia lupa mengencang kakinya, saat membasuh tubuhnya, di rumah tengah hutan, dahulu.
Mbah Tamin dan Dela, menatap kedatangan keduanya.
“Mbak Sri ya,” kata Dela, suaranya seperti gadis muda lainnya.
Baca Juga: Merias 3 Arwah Gadis Cantik 1: Ada Tiga Tamu Datang pada Malam Hari di Malam Jumat Kliwon
Sri kaget, tidak pernah sekalipun Dela mengeluarkan suara aslinya, suara gadis muda, sumringah, juga ramah.
Biasanya, suara perempuan dengan tawa melengking yang keluar dari mulut Dela, dan Sri tahu, lengkingan itu, bukan suara asli gadis itu.
“Maturnuwun purun nerima kerjaan niki nggih Mbak (Terima kasih sudah mau menerima pekerjaan ini ya Mbak),” Dela mengulurkan tangan, isyarat ingin menjabat tangan Sri.
Sri masih dalam suasana bingung, hanya diam mengangguk, ia menyambut tangan Dela.
Baca Juga: Pertama Kali di Dunia, 7 Pasang Penganten Nikah Bareng di Kebun Salak Sleman dengan Mahar Buah Salak
Luka borok masih menghiasi tangan dan bagian tubuh lainnya, dan perutnya, pun masih buncit, sama seperti saat dirawat di dalam hutan.
Tidak ada yang berubah dari penampilan fisiknya, yang membuat siapapun akan terenyuh, bahkan tidak akan sanggup melihatnya.
Setelah melihat Sri, dengan tatapan sumringah, Dela beralih pada Dini, ia melakukan hal yang sama.
Mengucapkan terima kasih kepada Dini, atas usaha merawat Dela.
Hal ini yang membuat Sri bingung, ada apa dengan Dela, sikapnya benar-benar berubah.
Baca Juga: Cerita Horor Ritual Ziarah di Makam pada Jumat Pon Membawa Mala Petaka