JOGJA, harianmerapi.com - Berdasarkan data Indeks Literasi Digital di Indonesia yang dirilis Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menunjukkan, Daerah Istimewa Jogjakarta (DIY) meraih skor tertinggi jika dibanding dari 34 provinsi dengan nilai 3,71.
Hal itu diungkap Ketua Satu Pena DIY, Dhenok Kristianti dalam sambutannya pada pengukuhan kepengurusan Satu Pena DIY di Ndalem Pakuningratan, Pendapa Asdrafi, Sompilan, Jogjakarta, Minggu (15/5/2022) malam.
Menurut Dhenok sebagai warga DIY tentunya merasa berbesar hati dengan pencapaian tersebut.
Baca Juga: Upacara Hari Jadi ke-106 Kabupaten Sleman, Pusaka Tombak Kyai Turun Sih Kembali Dikirab
Setidaknya hal ini dapat memacu semangat anggota Satu Pena DIY untuk terus meningkatkan budaya literasi di Indonesia.
Hal itu ditegaskan Dhenok, sesuai dengan motto Satu Pena DIY yaitu Tanpa Budaya Literasi Jogja Tidak Istimewa.
"Potensi DIY dalam dunia literasi sangat besar, hal ini mengingat Jogjakarta sebagai Kota Pelajar, Kota Budaya dan Kota Pendidikan. Kota yang memiliki banyak perguruan tinggi dan kantong-kantong kesenian dan kesustraan," katanya.
"Sehingga kehadiran Satu Pena DIY diharapkan menambah geliat kegiatan literasi, khususnya di bidang penulisan karya fiksi dan non fiksi," urai Dhenok yang juga sebagai Ketua Satu Pena Jawa dan Madura.
Sementara itu Ketua Umum Satu Pena Indonesia Denny JA dalam sambutan tertulis yang dibacakan Hazwan Iskandar Jaya, mengungkapkan Jogjakarta sudah memiliki rekam jejak yang sangat jauh terkait dengan budaya literasi.
Tradisi budaya tulis menulis di Jogjakarta sudah berjejak sejak abad ke XII.
Lebih lanjut menurut Denny, ingat Jogjakarta akan teringat pada kekayaan warisan budaya berbagai karya serat yang ditulis oleh para pujangganya.
Jogjakarta sejak masa lalu sudah hidup dalam kultur penulisan dan tradisi ini terus berlanjut hingga saat ini.