Kabar telah ditemukannya Widya dan Bima, belum ada, keduanya masih hilang, entah di mana.
Lalu, terdengar suara motor mendekat, Pak Prabu dan Nur berdiri, itu Mbah Buyut tiba.
Mbah Buyut turun dari motor, tergopoh-gopoh masuk ke dalam rumah, tidak dipedulikannya Nur dan Pak Prabu, ia mencari sesuatu.
Baca Juga: Cegah Penularan Hepatitis Akut Misterius, Disdikpora DIY Keluarkan Larangan Sekolah Buka Kantin
Kawaturih, ya benda itu yang ia cari, lalu bertanya itu kepunyaan siapa.
Nur mendekat, ia jelaskan semuanya. Tidak, tidak ada ekspresi tenang dalam wajah Mbah Buyut.
Mbah Buyut menatap Ayu, lalu menghela nafas panjang, Nur merasa ada beban dalam helaan nafas itu.
Mbah Buyut terdiam, berpikir, hanya minta Pak Prabu membuatkan kopi hitam.
Ada banyak pertanyaan kepada Nur, tentang 2 benda itu, bagaimana bisa ada di tangan Widya dan Ayu.
Nur menjelaskan semuanya, selengkapnya!
Kembali helaan nafas panjang dan berat, Mbah Buyut menyesap kopi buatan Pak Prabu.
“Koncomu keblubkuk angkarah (Temanmu terjebak dalam pusaran),” kata Mbah Buyut.
Nur tidak mengerti, “Terus yok nopo Mbah (Terus bagaimana Mbah),” tanya Nur.