Belum sempat bicara, Sri mendengar teriakan dari arah kamar Dela, itu Dini!
Keduanya bergegas ke kamar Dela, belum sampai, sosok itu merangkak keluar, menatap Sri, masih dengan senyuman menyeringai.
Keduanya terpekik, kaget, dan tiba-tiba, sosok itu memuntahkan sesuatu dari mulutnya.
Potongan telinga, “Telinga yang terpotong,” kata Sri.
Dari luar, Sri melihat di dalam kamar, Dini menangis, tangannya memegang salah satu daun telinganya.
Telinga yang terpotong itu, bagian tubuh Dini.
Lalu, Dela kemudian pergi keluar rumah, dan Sri sepintas melihat, ada satu ikatan tali hitam di kakinya.
Apa yang membuat Dela bisa lepas dari ikatan itu?
Dini terus menangis di dalam kamar, menanggung sakit, akibat perbuatan Dela.
Erna diam mematung, ia masih tidak mengerti.
Mereka kini bersama menatap gelapnya malam, dan seketika ingat, bahwa mereka harus bertanggung jawab, mengembalikan Dela ke kamarnya.
Atau, Mbah Tamin bakal lebih murka dibandingkan ketika mereka melanggar pantangan untuk tidak membuka pintu.
Baca Juga: Sewu Dino Bagian 19: Mbah Tamin Pergi, Ini Kesempatan Sri, Tapi...
Sri masuk ke dalam kamar, melihat Dini yang masih menangis menutupi telinganya yang terluka.