Baca Juga: Sewu Dino Bagian 1 : Gadis Itu Bernama Sri
Tampak sesuatu yang terlihat seperti kuntum aneka bunga, dalam kotak yang dibuat dari daun pisang.
Hal itu terus dilakukan, hingga mereka jauh melaju meninggalkan kota, Sri yang sedari awal memperhatikan, ia curiga.
Mobil perlahan memasuki kawasan hutan, jam sudah menunjukkan pukul 12 malam, suasana gelap, sunyi, menyelimuti mereka.
Mobil terus berjalan, sampai tiba, di sebuah jalan setapak, perlahan, kendaraan melaju semakin dalam, masuk hutan.
Sri dan yang lain, mulai merasa tidak nyaman dengan ini.
“Pak bade ten pundi niki, kulo mboten dipateni kan? (Pak mau ke mana ini, saya tidak akan dibunuh kan?),” tanya Dini.
Sopir itu hanya tersenyum, terus mengemudikan mobilnya, menembus setapak di antara pepohonan yang padat.
Setelah melewati jalan naik-turun, sampai lah di sebuah rumah, lebih tepat gubuk, terbuat dari kayu.
Susunan kayunya serampangan, atapnya tidak terlalu tinggi, terlihat, kumuh.
Tapi, dari dalamnya, keluar seorang pria tua, ia seperti sudah menunggu mereka semua.*