Film dokumenter berjudul Rela ditayangkan di KKIFF Malaysia, begini perasaan Bagas sebagai pembuat filmnya

photo author
- Jumat, 27 September 2024 | 20:25 WIB
Bagas saat melakukan presentasi film dokumenter berjudul Rela pada rangkaian acara KKIFF di Malaysia  (Dok.UMY)
Bagas saat melakukan presentasi film dokumenter berjudul Rela pada rangkaian acara KKIFF di Malaysia (Dok.UMY)

HARIAN MERAPI - Film dokumenter berjudul ‘Rela’ diangkat berdasarkan cerita kehidupan pribadi maupun keluarga besar Bagaskara Dwitya BA(Bagas), salah satu mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Suatu hal membanggakan, film dokumenter yang berasal dari luaran tugas perkuliahan Ilmu Komunikasi UMY tersebut berhasil masuk/ditayangkan dalam festival film bergengsi, Kota Kinabalu Internasional Film Festival (KKIFF) di Malaysia, baru-baru ini.

Adapun ide film tersebut diambil dari kejadian-kejadian yang terjadi di keluarga besar Bagas, antara lain, ia mengambil sudut pandang neneknya yang mengalami banyak kejadian.

Terutama suaminya telah mendahului meninggal dunia, bahkan sebelum itu anaknya (ibu dari Bagas) juga telah meninggal dunia.

Baca Juga: Inilah aturan kampanye yang diterbitkan oleh KPU Sukoharjo

“Sehingga, nenek saya banyak mengalami kesendirian pada masa tuanya,” ungkap Bagas.

Dari contoh tersebut, Bagas ingin menyampaikan pesan lewat film dokumenter, bahwa kita sebagai manusia harus siap untuk menerima takdir dan rela bagaimana menjalani hidup yang sudah ditentukan oleh Yang Maha Kuasa.

“Pada akhirnya setiap manusia lambat laun akan mengalami masa tua. Kelahiran, jodoh dan kematian adalah sebuah takdir, sehingga kita sebagai manusia harus siap menerima takdir yang sudah ditetapkan Allah SWT,” urainya.

Ditambahkan Bagas, film dokumenter tersebut dapat pula menjadi semacam arsip keluarga. Artinya juga bisa selalu dapat dikenang turun-temurun, bahkan diharapkan pula bisa menjadi suatu kisah inspiratif.

Baca Juga: Sedikitnya 15 orang meninggal dunia akibat longsor eks tambang emas di Sumbar

Adapun beberapa pengalaman Bagas dalam tahapan membuat film dokumenter berjudul, ‘Rela’ antara lain, ia pernah merasa terombang-ambing antara perasaan dan eksplorasi.

Pasalnya, karya tersebut banyak mengungkit perihal kisah masa lalunya maupun keluarga besarnya. Sehingga, ia berusaha bagaimana caranya agar film tersebut juga tetap bisa menjaga perasaan keluarga.

“Terlepas dari itu semua, akhirnya film bisa saya selesaikan dan saya merasa senang, bahkan tak menyangka akan ditayangkan di ajang festival film internasional, KKIFF di Malaysia,” jelas Bagas.

Dengan raihan prestasi tersebut, ia pun merasa dapat menambah banyak pengalaman berharga, termasuk bisa memperoleh kesempatan bertemu sineas dari berbagai negara dan mendapatkan keleluasaan presentasi di forum internasional di Malaysia.

Baca Juga: Dengan mengakrabi Al-Quran kesedihan dan kegalauan hidup sirna

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X