WONOSARI (MERAPI )–Belasan relawan Covid-19 di Kalurahan Pengkol, Nglipar Kabupaten Gunungkidul mengundurkan diri karena merasa tidak mendapat dukungan positif dari pemerintah kalurahan. Selain kurang aktif dan responsif dalam menyikapi kondisi di lapangan terlebih soal dukungan anggaran, pemerintah Kalurahan juga dinilai tak memerhatikan warga yang terpapar corona.
"Selama ini relawan dengan rela dan ikhlas melayani masyarakat, tetapi respons pemerintah kalurahan tidak ada sama sekali," kata Koordinator Relawan Kalurahan Pengkol, Andri Susilo kepada wartawan, Minggu (18/7).
Selama masa pandemi ini, kata dia, relawan penanganan seolah bekerja sendiri tanpa adanya koordinasi dan arahan dari Satgas Penanganan Covid di Kalurahan Pengkol. Saat terjun di lapangan, pemerintah kalurahan dinilai tidak aktif dan kurang perhatian terhadap kondisi yang terjadi. Padahal saat ini, ada puluhan orang warga Pengkol yang positif covid-19 dan menjalani isolasi mandiri maupun perawatan di rumah sakit. Perhatian terhadap relawan dan masyarakat ini masih sangat kurang. "Koordinasi penanganan dalam sebuah kondisi kan seharusnya ada, tapi selama ini nihil. Kami dengan masyarakat justru bekerja sendiri,” imbuhnya..
Andri mencontohkan, di saat puluhan warga dinyatakan positif corona, bahkan beberapa orang di antaranya meninggal dunia, para relawan inilah yang berjibaku melakukan penanganan. Sedangkan dari pemerintah kalurahan tidak ada perhatian dan bahkan jarang turun ke lapangan.
Padahal berkaitan dengan ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) serta perlengkapan-perlengkapan lainnya para relawan selama ini sangat kurang. Sementara pemerintah kalurahan justru menutup mata dan tidak memberikan perlengkapan dan peralatan yang memadahi. "Para relawan Pengkol sendiri selama ini mengandalkan bantuan dari pihak lain untuk mendapatkan APD," ucapnya.
Menanggapi hal tersebut, Lurah Pengkol Margiyanto mengatakan, terdapat anggaran 8 persen atau sebesar Rp 86 juta dari dana desa yang dianggarkan untuk penanganan covid-19. Selama ini anggaran tersebut dialokasikan untuk pembelian paket sembako bagi warga yang melakukan isolasi mandiri. Di samping itu untuk membeli peralatan dan perlengkapan protokol kesehatan.
Berkaitan dengan APD, ia mengatakan memang tidak ada alokasi untuk pembelian APD bagi relawan. Sebab Kalurahan tidak menduga jika kondisi akan seperti ini. Pemerintah Kalurahan Pengkol sendiri ia sebut telah mengusulkan pada anggaran perubahan namun masih menunggu persetujuan dari Bamuskal.(Pur)