BANTULĀ (harianmerapi.com)- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul menggelar vaksinasi yang diikuti ratusan pelaku wisata di Pesisir Selatan Bantul, Rabu (30/6). Vaksinasi bakal terus dikebut karena lonjakan kasus corona sudah mengkhawatirkan.
Saat meninjau pelaksanaan vaksinasi itu, Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih menuturkan bahwa kondisi penambahan kasus Covid-19 di Bantul sudah menghawatirkan. Hal ini menuntut keseriusan pemerintah melakukan upaya percepatan vaksinasi.
"Hari ini pandemi ini trennya naik, sudah mengikuti deret ukur, artinya sudah perkalian, yaitu 50-100-200. Inikan sudah mengkhawatirkan. Sehingga tingkat imun masyarakat harus kita naikkan dengan ngebut vaksinasi," jelasnya.
Sementara itu pelaku wisata baik pedagang maupun pelaku jasa lainnya mendapatkan vaksin di beberapa titik, yakni Joglo Parangtritis, Tourism Information Center (TIC), Balai Desa Srigading, dan Balai Desa Poncosari. Vaksinasi ini menyusul kebijakan pemerintah yang akan kembali membuka obyek wisata yang dikelola oleh Pemda Bantul di akhir pekan.
Kasi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Abednego Dani Nugroho di sela vaksinasi mengatakan bahwa 3.000 pelaku wisata ditargetkan mendapatkan suntikan vaksin selama dua hari. Pihaknya menggelar vaksinasi ini menjadi lima titik. "Untuk hari kedua (Kamis) akan dilakukan di Joglo Parangtritis, Tourism Information Center (TIC), Balai Desa Gadingsari, dan Balai Desa Poncosari," jelasnya.
Lebih jauh Abed menyebutkan bahwa seluruh pelaku wisata ini diberikan vaksin AstraZeneca. Pihaknya berharap para pelaku wisata ini sudah divaksin sebelum mereka beraktivitas seperti biasanya di sektor wisata. Pasalnya mereka tentu akan banyak melakukan interaksi dengan pengunjung. "Ini upaya percepatan vaksinasi kepada masyarakat," sebutnya.
Dijelaskan, percepatan ini juga dilakukan dengan sistem jemput bola di mana pihaknya mendatangi warga yang akan mendapat vaksin. Sistem ini khususnya dilakukan kepada warga berkebutuhan khusus yang terkendala mobilitas. Selain itu juga kepada orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). "Kita kemarin akan lakukan di Balai Rehabilitasi Pundong, tapi karena ada yang terkonfirmasi positif dengan pertimbangan waktu inkubasinya kita putuskan untuk ditunda dulu," terangnya. (C-1)