YOGYA (MERAPI)- Saksi menggambarkan aksi pengeroyokan yang dilakukan belasan orang hingga menewaskan Diki Wijayako (21) warga Mantrijeron di Kampung Gampingan, belakang Pasar Serangan Pakuncen Wirobrajan sangat brutal. Pelaku tak henti memukuli korban, meski dia sudah merintih kesakitan.
Salah satu saksi yang menyaksikan penganiayan sadis itu adalah Ny Y, wanita yang biasa bekerja di dekat Pasar Serangan. Kepada wartawan Kamis (3/6), Ny Y mengatakan aksi penganiayan terjadi sekitar pukul 00.00. Menurutnya, para terduga pelaku menganiaya korban dengan memukul menggunakan bambu, batu dan juga tangan kosong. "Pelaku melakukan penganiayaan dengan membabi buta ke tubuh korban tanpa ampun," katanya.
Dikatakan, pelaku penganiayaan berjumlah lebih dari 10 orang. Melihat peristiwa itu, Ny Y mengaku langsung melerai penganiayaan itu. Namun, karena jumlah pelaku yang begitu banyak, sehingga sulit melerai penganiayaan tersebut.
Ny Y mengaku tahu persis kondisi korban usai dianiaya. Da merintih kesakitan sambil meminta pertolongan. Darah mengucur dari kepala dan tubuhnya. Ny Y mendekat bermaksud memberi bantuan. Melihat saksi mendekat bermaksud membantu, korban sempat berucap meminta bantuan, meski sudah tidak berdaya. "Buk, tolong buk," ujar Ny Y menirukan suara lirih korban. "Kemudian saya bilang mau panggil ambulans," jelasnya. Sekitar pukul 02.00 Kamis dinihari, ambulans datang. "Tapi ambulansnya belum mau langsung membawa, karena tidak ada polisi," katanya. Beberapa jam setelah korban dibawa, Ny Y mengaku baru mengetahui jika pemuda itu tewas. Polisi menginformasi jika korban tewas di lokasi kejadian.
Seperti diketahui, seorang pemuda bernama Diki Wijayako (21) warga Mantrijeron, Yogya tewas dikeroyok belasan orang di Kampung Gampingan, belakang Pasar Serangan Pakuncen Wirobrajan, Yogya, Kamis (3/6) sekitar pukul 00.15 WIB. Hingga kemarin, polisi masih memburu pelaku. Belum jelas motif aksi penganiayaan itu, namun saat kejadian korban tengah menemani rekannya untuk menyelesaikan masalah dengan salah satu pelaku.(Shn)