UMBULHARJO (MERAPI)- Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta memperkuat pemantauan potensi kerumunan dan protokol kesehatan di lingkungan RT/RW dan Pasar Ramadan. Langkah itu untuk menyikapi jumlah kasus baru Covid-19 di Kota Yogyakarta yang masih fluktuatif naik dan turun.
“Kami akan perkuat pada monitoring di RT/RW. Terutama monitoring potensi terjadinya kerumunan, dan aktivitas di masyarakat. Kami juga akan perketat lagi Pasar Ramadan yang potensi kerumunannya masih ada,” kata Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, Jumat (16/4).
Dia menyebut sudah selama sembilan minggu ini kasus di Kota Yogya naik turun dalam jumlah stabil. Per minggu rata-rata ada sekitar 150 kasus baru Covid-19. Pemkot Yogyakarta mencatat per Kamis (15/4) jumlah kasus aktif positif Covid-19 sebanyak 326 kasus, 5.171 sembuh dan 258 meninggal.
“Kasus covid-19 saat ini belum beranjak turun lagi. Kita semua sedang mencoba untuk menurunkan kasus baru,” ujar Wakil Walikota Yogyakarta itu.
Menurutnya potensi penyebab kasus mingguan Covid-19 naik turun stabil karena masih adanya kontak erat dalam keluarga. Sebab dari sisi zona Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), jumlah RT zona hijau di Kota Yogya mencapai 95,46 persen, zona kuning mencapai 4,54 persen dan tidak ada zona orange dan zona merah.
”Sebagian besar RT zona hijau menunjukkan jumlah rumah yang ada kasus positif Covid-19 banyak yang nihil. Atau jumlahnya di bawah 5 rumah yang masuk zona kuning. Artinya pertumbuhan jumlah kasus ada di dalam keluarga,” papar Heroe.
Sedangkan secara epidemiologi dia menyebut ada 5 kelurahan zona merah dibandingkan minggu-minggu lalu turun karena mencapia 9-10 kelurahan. Itu artinya secara wilayah membaik karena semakin sedikit potensi sebaran di kelurahan dan kemantren tidak zona merah. Oleh karena itu, sebaran kasus Covid-19, berkisar dalam keluarga yang diperoleh dari kantor atau kontak erat dengan perjalanan luar kota.
“Interaksi anggota keluarga dengan orang lain dari perjalanan atau tempat yang berpotensi sebaran bisa membawa virus ke dalam rumah. Maka setiap anggota keluarga setelah bepergian harus menjalankan protokol kesehatan lebih ketat. Kami apresiasi para takmir masjid yang mengadakan ibadah dengan pembatasan dan protokol serta kesadaran masyarakat untuk menghindari kerumunan,” jelasnya.
Pihaknya juga sedang melakukan evaluasi pelaksanaan pasar Ramadan. Dia mengaku dari laporan sementara banyak pasar Ramadan yang bisa menjalani protokol kesehatan Covid-19, sehingga tidak terjadi kerumunan. Tetapi, lanjutnya, ada pasar Ramadan yang menjadi perhatian dan kini masih belum bisa mengatasi kerumunan. Oleh sebab itu perlu dievaluasi dan dilakukan pengetatan mekanisme dan tata caranya.
“Kami akan perketat lagi untuk pasar Ramadan yang potensi kerumunannya masih ada. Ada opsi-opsi yang sedang dibuat misalnya pembatasan hari buka seminggu hanya tiga kali, pembatasan jumlah pengunjung dengan penutupan sejumlah arus jalan yang berakses pada kerumunan. Minggu ini sedang kami evaluasi dan akan segera kami terapkan kebijakan pengetatan untuk mencegah kerumunan,” pungkas Heroe.
Sementara itu Pemda DIY melaporkan penambahan 218 kasus positif Covid-19, Jumat (16/4) sehingga total kasus terkonfirmasi menjadi 36.679 kasus.
"Penambahan kasus sembuh sebanyak 200 kasus sehingga total sembuh menjadi 30.993 kasus dan 6 kasus meninggal sehingga total kasus meninggal menjadi 885 kasus," jelas Juru Bicara Pemda DIY untuk penanganan Covid-19, Berty Murtiningsih.
Distribusi kasus terkonfirmasi Covid-19 terdiri dari 18 warga Kota Yogyakarta, 99 warga Bantul, 14 warga Kulon Progo, 1 warga Gunungkidul, dan 86 warga Sleman.
"Rincian riwayat kasus terdiri dari 36 kasus periksa mandiri, 154 kasus hasil tracing kasus sebelumnya, 1 kasus perjalanan luar, 2 kasus screening pasien dan 25 kasus belum ada info," jelasnya.
Adapun distribusi kasus sembuh terdiri dari 3 warga Kota Yogyakarta, 35 warga Bantul, 60 warga Kulon Progo, 20 warga Gunungkidul, dan 82 warga Sleman. (Tri/C-4)