YOGYA (MERAPI)-Ketidakpercayaan sebagian masyarakat Indonesia terhadap keefektifan vaksin mencegah Covid-19 ternyata masih ada.
Merujuk pada survei Center for Strategic and International Studies (CSIS) periode 13-18 Januari 2021 lalu, sebanyak 42,5 persen warga DKI Jakarta dan 29,5 persen warga Yogyakarta tidak mempercayai keefektifan vaksin.
Hal ini dinyatakan anggota Komisi I DPR RI, Sukamta dalam diskusi daring 'Pemanfaatan Teknologi Informasi (TI) dalam Sosialisasi Bahaya Covid-19 dan Vaksinasi', Sabtu (20/3). "Ternyata masih ada masyarakat yang tidak percaya keefektifan vaksin dalam melawan Covid-19," ujarnya.
Menurutnya, masih adanya ketidakpercayaan masyarakat terhadap vaksin dipicu dengan banyaknya berita bohong yang beredar di masyarakat. Ditambah pasifnya sosialisasi yang dilakukan pemerintah.
Untuk itu, Sukamta meminta agar pemerintah melalui Kementerian Informasi dan Komunikasi untuk secara aktif mensosialisasikan vaksin Covid-19. Di sisi lain, pemerintah harus transparan ihwal pola penanganan Covid-19 di Indonesia sehingga apabila kebijakan terus berganti, tidak ada kebingungan di masyarakat.
"Tantangan ini harus dijawab segera oleh pemerintah agar tingkat kepercayaan masyarakat atas informasi Covid-19 tidak menurun. Banyak media yang bisa dijadikan rujukan dan kita dorong pemerintah punya layanan proaktif," jelasnya.
Sementara, pakar telematika Roy Suryo menggarisbawahi ketidakpercayaan masyarakat dikarenakan lambatnya informasi yang disiapkan pemerintah tentang vaksin Covid-19.
"(Karena lambatnya informasi dari pemerintah) Akibatnya informasi dicari, datang sendiri, atau malah dibuat sendiri berdasarkan berbagai sumber yang masuk ke mereka (tanpa filter). Kacaunya kemudian disebar tanpa melakukan konfirmasi sehingga banyak berita negatif," paparnya.
Dia menyarankan pemerintah segera bergerak cepat dan memanfaatkan beragam media informasi dan disesuaikan dengan segmentasi untuk mensosialisasikan vaksin Covid-19.
Sementara itu Pemda DIY melaporkan penambahan 95 kasus positif Covid-19, Minggu (21/3) sehingga total kasus terkonfirmasi menjadi 31.452 kasus.
Juru bicara Pemda DIY untuk penanganan Covid-19, Berty Murtiningsih mengatakan distribusi kasus terkonfirmasi Covid-19 terdiri dari 3 warga Kota Yogyakarta, 66 warga Bantul, 1 warga Kulonprogo, 7 warga Gunungkidul, dan 18 warga Sleman.
"Rincian riwayat kasus terdiri dari 6 kasus periksa mandiri, 72 kasus hasil tracing kasus sebelumnya, dan 17 kasus belum ada info," jelasnya.
Penambahan kasus sembuh sebanyak 60 kasus sehingga total sembuh menjadi 25.609 kasus, terdiri dari 7 warga Kota Yogyakarta, 33 warga Bantul, 7 warga Gunungkidul, dan 13 warga Sleman.
"Penambahan kasus meninggal sebanyak 4 kasus sehingga total kasus meninggal menjadi 757 kasus," imbuhnya. Rincian kasus meninggal terdiri dari kasus 30.298, Laki-laki usia 64 tahun warga Bantul, kasus 30.334, laki-laki usia 72 tahun warga Sleman, kasus 31.138, laki-laki usia 65 tahun warga Sleman, dan kasus 31.196, Laki-laki usia 72 tahun warga Bantul.(C-4)