UMBULHARJO (MERAPI)- Gedung DPRD Kota Yogyakarta ditutup sementara sampai 7 Februari 2021 atau sekitar sepekan untuk penyemprotan disinfektan dan isolasi. Pasalnya satu PNS di Sekretariat DPRD Kota Yogyakarta diduga terpapar Covid-19 dan meninggal dunia pada Jumat (29/1).
“Saat ini dewan sedang masa reses sampai 4 Februari. Kami tutup sekalian sampai 7 Februari sekaligus untuk melihat mata rantai potensi penularan,” kata Ketua DPRD Kota Yogyakarta Danang Rudiatmoko kepada wartawan, Minggu (31/1).
Dia menyatakan PNS di DPRD Kota Yogyakarta itu sebelum meninggal dunia menjalani rapid antigen dan hasilnya non reaktif. Tapi melihat kondisinya, lanjutnya, dokter yang merawat melakuan rontgen paru-paru dan kondisinya sudah tertutup selaput putih. Dokter menyatakan PNS yang bertugas sebagai Kepala Sub Bagian Humas dan Protokol Sekretariat DPRD Kota Yogyakarta itu, didiagnosa sementara terpapar Covid-19.
“Belum sempat swab. Meninggal dunia pada Jumat (29/1) dan dimakamkan dengan protokol Covid-19,” imbuhnya.
Dia menyampaikan melakukan kontak terakhir dengan PNS itu pada Senin (25/1) saat rapat struktural di dalam ruang ber-AC secara bersamaan. Usai rapat, almarhum meminta izin pulang siang hari karena kondisi tidak enak badan. Setelah itu tidak masuk kerja di DPRD Kota Yogyakarta saat giliran mendapatkan kerja dari kantor karena menerapkan bekerja dari rumah 75 persen.
“Saat itu wajahnya sudah pucat. Pada Jumat (29/1) istrinya membuat status WA tidak bisa menerima telpon dan WA karena masuk rumah sakit. Pada sore harinya kami dikabari beliau membutuhkan IGD dengan ventilator. Setelah diproses selama dua jam ada ruang yang bisa disiapkan tapi menjelang Magrib dikabari sudah tidak tertolong kondisinya,” jelasnya.
Menurutnya dalam seminggu ini akan dilihat ada potensi rentetan penularan kepada pegawai dan anggota DPRD Kota Yogyakarta memiliki kontak erat dengan PNS itu. Untuk melakukan tes swab harus ada syarat-syaratnya seperti kontak erat dan memiliki gejala. Selama ditutup juga dilakukan penyemprotan disinfektan di ruang-ruang DPRD Kota Yogyakarta untuk sterilisasi.
“Selama sampai tanggal 7 Februari, semua kegiatan di dewan dibatalkan semua. Kami belum tahu juga penularannya dari mana. Selama seminggu ini kalau ada yang kontak erat dan tidak bergejala ya sudah. Anggap seminggu ini <I>lockdown<P> untuk isolasi,” tandas Danang.
Sementara itu, Pemda DIY melaporkan penambahan 254 kasus positif Covid-19, Minggu (31/1) sehingga total kasus terkonfirmasi menjadi 21.825 kasus.
Juru bicara Pemda DIY untuk penanganan Covid-19, Berty Murtiningsih mengatakan distribusi kasus positif terdiri dari 66 warga Kota Yogyakarta, 99 warga Bantul, 2 warga Kulonprogo, 15 warga Gunungkidul dan 72 kasus warga Sleman.
"Rincian riwayat kasus positif terdiri dari 58 kasus periksa mandiri, 155 kasus hasil tracing kasus sebelumnya, 1 kasus screening pasien, dan 40 kasus belum ada info," ujarnya.
Sementara 394 kasus dinyatakan sembuh sehingga total kasus sembuh menjadi 15.081 kasus terdiri dari 78 warga Kota Yogyakarta, 29 warga Bantul, 13 warga Kulonprogo, 16 warga Gunungkidul dan 258 warga Sleman.
"Dilaporkan 14 kasus dinyatakan meninggal sehingga total kasus meninggal menjadi 508 kasus," imbuh Berty.(Tri/C-4)