UMBULHARJO (MERAPI)- Seorang pedagang kaki lima (PKL) Malioboro dinyatakan konfirmasi positif Covid-19 dan meninggal dunia. Penelusuran dan pelacakan kontak erat dengan pedagang itu masih terus dilakukan. Dalam upaya penelusuran itu, sejumlah pedagang pada dua ruas PKL di zona III Malioboro sejak Sabtu (5/9) diliburkan.
“Pada Jumat (4/9) malam ada satu PKL yang biasa jualan tas dan dompet di zona tiga Malioboro meninggal dengan konfirmasi positif Covid-19,” kata Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi kepada wartawan, Minggu (6/9).
Dia menjelaskan sejak Kamis (27/8) PKL pedagang yang meninggal itu sudah tidak berjualan karena badan demam, lemas dan batuk. Pada Selasa (1/9) pedagang itu periksa ke puskesmas dengan hasil rapid test reaktif dan Rabu (2/9) dibawa ke rumah sakit. Kemudian tes usap dahak keluar pada Jumat (4/9) dengan hasil konfirmasi positif Covid-19 dan pada sore harinya pedagang itu meninggal dunia kemudian dimakamkan di Kulonprogo.
“Dalam upaya tracing sejak Sabtu (5/9) pagi, dua ruas PKL di zona III Malioboro yang ada 8 PKL sudah kami liburkan. Kedua ruas itu jualannya berdekatan dengan pedagang PKL yang meninggal positif Covid-19. PKL di dua ruas itu harus diliburkan, sampai menunggu semua tracing selesai dilakukan,” jelasnya.
Dia menyampaikan sejak Jumat (4/9) malam sudah dilakukan tracing terhadap orang yang kontak erat dengan PKL yang meninggal itu. Setidaknya ada 7 orang yang ditracing dari keluarga dan 12 orang dari sejumlah pedagang yang bersebelahan dan kontak erat. Mereka yang kontak erat sudah diminta isolasi mandiri. Menurut Heroe, keluarganya ada yang kontak erat yaitu anak, menantu dan cucunya. Anak dan menantunya bahkan mengantar berobat ke puskesmas dan sempat menggantikan jualan.
“Pedagang PKL lainnya masih diizinkan untuk berjualan dan kondisi di Malioboro masih aman. Sebab pedagang kontak erat sudah diliburkan dan isolasi mandiri. Termasuk yang sempat salat jamaah dengan almarhumah juga sudah diminta isolasi mandiri,” terang Wakil Walikota Yogyakarta itu.
Dia menyatakan penyebab penularan masih ditelusuri. Belum dipastikan penularan dari pembeli atau dari lainnya.
Pihaknya meminta masyarakat tidak berspekulasi terhadap kasus PKL yang meninggal positif Covid-19 karena yang ditemukan hanya satu orang pedagang. Sementara untuk penelusuran kepada pembeli belum dilakukan karena menunggu hasil tracing.
Dia menyebut sejak 18-27 Agustus 2020 pengunjung yang mengisi QR Code di Malioboro berjumlah 30.116 orang. Dari jumlah itu yang masuk zona III Malioboro ada 3.698 orang. Pemkot Yogyakata sudah mempunyai nomor kontak para pengunjung yang terdata lewat QR Code. Jika diperukan pemeriksaan akan dihubungi melalui Whatsapps.
“Kami berharap tidak meluas, Makanya kita saat ini yang kontak erat kita periksa semua. Hasilnya nanti akan diambil kebijakan lebih lanjut,” tandas Heroe.
Sementara itu Pemda DIY melaporkan penambahan 11 kasus positif Covid-19 dan satu kasus meninggal, Minggu (6/9) sehingga total kasus positif di Yogyakarta sebanyak 1.557 kasus dan 46 kasus meninggal.
"Pasien meninggal kasus 1.534 seorang laki-laki berusia 30 tahun warga Gunungkidul dengan komorbid gagal ginjal," ungkap Juru bicara Pemda DIY untuk penanganan Covid-19, Berty Murtiningsih.
Dia menjelaskan jumlah sampel yang diperiksa sebanyak 452 sampel dan 380 orang yang diperiksa. Jumlah suspek hingga saat ini sebanyak 11.654 kasus. Adapun distribusi kasus terdiri dari empat warga Kota Yogyakarta, lima warga Bantul, satu warga Kulonprogo, dan satu warga Sleman.
"Riwayat kasus terdiri dari dua kasus hasil screening karyawan kesehatan, lima kasus kontak tracing kasus sebelumnya, satu kasus perjalanan luar daerah, dan tiga kasus masih dalam penelusuran," ungkap Berty.
Sementara itu dilaporkan 41 kasus dinyatakan sembuh yang mayoritas merupakan warga Sleman. Terdiri dari enam warga Kota Yogyakarta, enam warga Bantul, dan 29 warga Sleman.
"Sehingga total kasus sembuh sebanyak 1.157 kasus," imbuhnya.(Tri/C-4).