YOGYA (MERAPI)-Seorang karyawan hotel berinisial T (42) warga Tirtomartani, Kalasan, Sleman tewas saat memperbaiki lift di hotel tempatnya bekerja di Jalan Urip Sumoharjo, Gondokusuman, Yogya, Sabtu (2/5) siang. Diduga, korban meninggal setelah terjatuh dari ketinggian di lorong lift saat memperbaiki lift di tempatnya bekerja. Hingga kemarin, polisi masih menyelidiki penyebab kejadian itu.
"Benar ada yang meninggal akibat kecelakaan kerja saat membetulkan lift. Satu orang Laki-laki diduga masih karyawan engineering di hotel," kata Kasat Sabhara Polresta Yogya, Kompol Sukamto saat dikonfirmasi wartawan, Minggu (3/5).
Dikatakan Sukamto, awalnya pada Sabtu siang, korban tengah bekerja memperbaiki jalur lift di hotel. Entah bagaimana awalnya, tiba-tia dia jatuh dari ketinggian. Tubuhnya mendarat di atas lift. Peristiwa tersebut diketahui salah satu karyawan setempat bernama Fahriz Dimas Wibisono (24). Dia mendengar suara benda jatuh cukup keras dari arah lift. Saat itu dirinya tengah membuat minuman di lantai dasar hotel.
Mendengar suara mencurigakan, saksi mengajak teman sesama karyawan hotel untuk mengecek ke arah suara tersebut. Saat mengecek kondisi dari lantai 1, salah satu saksi melihat ada sepatu milik korban berada di bibir lorong lift.
Selanjutnya Fahriz bersama saksi lain membuka lift dan mendapati korban berada di atas rangkaian lift dalam kondisi terlentang dan sudah meninggal dunia.
"Korban ditemukan dalam keadaan sudah meninggal dunia dengan luka pada bagian kepala dan tangan kanan patah," kata Kompol Sukamto. Kejadian ini kemudian dilaporkan kepada aparat Polresta Yogya. Petugas gabungan segera melakukan evakuasi.
Selanjutnya jasad korban dibawa ke RS Bhayangkara Polda DIY guna proses identifikasi lebih lanjut. Evakuasi membutuhkan waktu cukup lama karena kondisi korban yang berada di tempat yang agak sulit untuk dijangkau.
Saat ditemui di lokasi kejadian, salah satu pedagang kaki lima yang berdagang di sekitar hotel mengungkapkan, saat kejadian dirinya melihat dua mobil ambulans datang ke hotel yang berada di Jalan Urip Sumurharjo itu.
Mobil ambulans pertama tidak membawa jenazah lantaran petugas tidak menggunakan pakaian hazmat. Tak lama setelah itu, mobil ambulans bersama petugas PMI lengkap dengan pakaian APD sesuai standar penangangan Covid-19 tiba di lokasi.
Korban dievakuasi menggunakan protokol covid-19. "Ada dua mobil ambulans datang ke sini. Yang pertama itu petugas tidak pakai baju hazmat. Karena tidak berani menyentuh, akhirnya menunggu petugas lain yang berpakaian APD," ujar pedagang yang enggan disebut namanya itu.(Shn)