peristiwa

Tersangka Ritual Usai Genderuwo Sebut Anak Usil dan Nakal Kerasukan

Jumat, 21 Mei 2021 | 06:14 WIB
19genderuwo

TEMANGGUNG (MERAPI)- Kasus ritual pengusiran genderuwo yang menewaskan bocah Ais (7) warga Dusun Paponan, Bejen, Temanggung makin jadi perhatian publik. Salah satu penggagasnya adalah seorang dukun berinisial Hr. Dialah yang meminta orangtua korban melakukan ritual itu dengan menenggelamkan bocah tersebut di bak mandi hingga tewas.
Sebelumnya, Kepolisian Resort Temanggung menetapkan empat tersangka dalam kasus ritual usir genderuwo yang menewaskan seorang bocah Ais (7) warga Dusun Paponan, Bejen, Temanggung. Empat tersangka itu adalah orangtua korban, Mar (42) dan Suw (38) berikut dukun supranaturalis, Har (56) dan asistennya Bud (43).

Sang dukun ritual pengusiran titisan genderuwo, Har dikenal warga Dusun Paponan Desa Bejen sebagai orang yang 'pinter'. Dia kerap kali dipercaya orang untuk mengusir roh jahat, atau orang yang kerasukan oleh warga sekitar. Dalam beberapa kali ritual yang dijalani selalu berhasil mengobati pasien.
Kasat Reskrim Polres Temanggung AKP Setyo Hermawan, Kamis (20/5) mengatakan tersanga Har memang dikenal warga punya kelebihan dalam penerawangan hal gaib. Maka itu dalam kasus Ais, ia mengutarakan bahwa anak dari Mar dan Suw tersebut menjadi titisan genderuwo yang harus diruwat ritual untuk menghilangkannya.
"Hasil penerangan Har, korban Ais ini menjadi titisan Genderuwo yang akan merugikan warga lain. Cirinya adalah usil dan nakal. Sehingga harus diruwat," kata dia.

Dikatakan, ruwat dilakukan dengan dimasukkan ke dalam air, hingga korban tidak sadarkan diri. "Tujuannya agar Genderuwo yang ada di tubuh Ais pergi," ujar dia. Sebelum ritual, korban juga harus makan buah cabe dan murbei. Dua buah ini dipercaya yang tidak disukai genderuwo.
Disampaikan, pada Desember lalu juga digelar ritual pengusiran roh Genderuwo tetapi dipandang belum belum berhasil sehingga diulang kembali.
Sedangkan Bud, adalah seorang pegawai BUMD dan menjadi asisten dari Har. Dia dalam kasus tersebut bertugas untuk membantu dalam pelaksanaan ritual atas petunjuk dari Har. Har dan Bud selama ini berhubungan baik.
"Dalam ritual tersebut, Har telah menerima uang Rp 6 juta, uang tersebut sebagai jasa dari ritual. Namun tidak ada paksaan dari keluarga untuk memberikan uang tersebut," kata dia.
Keluarga korban mengatakan keluarga Mar dan Suw sebenarnya taat beribadah, sehingga pihaknya terkejut mereka mengikuti ritual yang berbuntut meninggalnya anaknya. "Mereka rajin salat dan ibadah di Bulan Ramadan," kata Setyo.
terlait kasus yang heboh ini, Bupati Temanggung Al Khadziq mengajak masyarakat Temanggung menggunakan akal sehat untuk meninggalkan kepercayaan berbau mistis.

"Kepercayaan dan cara-cara pengobatan ini jelas-jelas mencelakakan masyarakat. Metode pengobatan sudah ketinggalan zaman," kata Al Khadziq, Kamis (20/5).
Al Khadziq mengatakan kasus Ais sebagai yang terakhir. Tidak ada lagi kasus ritual pengusiran roh halus apalagi sampai memakan korban. Kepercayaan kerasukan roh harus ditinggalkan.
Dia mengatakan sebenarnya Pemkab Temanggung tidak henti-hentinya memberikan penyadaran pada masyarakat, untuk meninggalkan kepercayaan tersebut.
Dia menyampaikan permasalahan anak adalah permasalahan tumbuh kembang. Pada fase tertentu anak sangat aktif dan ini yang oleh masyarakat dipercaya kerasukkan roh. " Masyarakat untuk dapat konsultasi tentang tumbuh kembang anak pada kelembagaan yang ada," kata dia.
Kelembagaan itu dikatakannya, seperti guru-guru di sekolah mulai dari PAUD, TK, SD, SMP dan seterusnya. Konsultasi bisa juga melalui puskesmas, bidan desa, penyuluh KB dan pendamping KB.(Osy)

Terkini

KPK OTT Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:00 WIB