KARANGANYAR (MERAPI)-Puluhan warga Dusun Tukringin Rt 02 dan 03 Rw VIII Desa Gerdu Kecamatan Karangpandan mengalami keracunan usai menyantap makanan dan minuman berbuka puasa yang dibagikan di Masjid At Taubah desa setempat, Minggu (9/5). Satu di antara warga meninggal dunia. Hingga Senin (10/5), polisi masih menyelidiki kandungan dalam nasi bungkus yang disantap warga itu.
Pada Senin kemarin, tercatat 56 korban dirawat inap di RSUD Karanganyar, klinik Siti Fatima dan Puskesmas Karangpandan. Mereka diangkut belasan ambulans menuju puskesmas. Lantaran IGD puskesmas tak mampu menampung pasien, maka dialihkan ke RSUD pada Minggu (9/5) malam. Para pasien kebanyakan mengeluh pusing, mual, demam sampai pingsan usai menyantap nasi bungkus lauk tempe bacem, oseng-oseng kacang panjang dan sirup es buah pada Sabtu sore (8/5).
Sekretaris Desa Gerdu, Suyatmi mengatakan takjil dan makanan berbuka itu dibuat seorang warga Rt 02 bernama Sri.
“Tiap hari jatahnya giliran. Nah, pada Sabtu lalu giliran bu Sri. Dia memasak sendiri. Enggak pesan. Untuk membuat es buah sirup, sirupnya bikinan sendiri. Bukan pabrikan,” katanya.
Dari puluhan korban, satu di antaranya cucu kandung Sri. Sementara itu satu warga meninggal atas nama Sudarmi. Menurut Suyatmi, lansia itu terlambat ditangani usai keracunan. Saat masuk ke UGD RSUD, Sudarmi sudah kritis. Diceritakan sejak mengeluh sakit pada Minggu siang, ia diantar ke sejumlah faskes. Namun ditolak dengan berbagai alasan. Satu di antaranya Sudarmi belum swab.
“Yang mengantarkan tidak bisa naik sepeda motor. Mau nyari surat Swab juga bingung kemana. Baru saat banyak yang tumbang pada Minggu malam, ia diangkut ambulans,” jelasnya.
Ia mengatakan beberapa korban yang rawat jalan kembali kambuh. Mereka dilarikan lagi ke faskes terdekat. Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar Purwati mengatakan, dilakukan autopsi di RS Dr Moewardi terhadap jenazah Sudarmi. Itu untuk keperluan penyidikan kepolisian. Mengenai Sudarmi yang ditolak di beberapa faskes, saat itu belum banyak yang tahu terjadi KLB sehingga melayani sesuai prosedur.
Terkait penyebab keracunan, dia menjelaskan tim sudah mengambil sampel makanan dan minuman yang disantap korban keracunan. Sampel itu sedang diteliti di laboratorium. Ia menyebut total korban keracunan sampai kini 68 orang. Namun 56 dirawat inap sedangkan sisanya rawat jalan.
“Semua yang dirawat, biayanya ditanggung pemerintah. Ini termasuk kejadian luar biasa. Penanganan sama, hanya saja rawat inap di kelas III dengan standar tersebut,” katanya.
Kapolres Karanganyar AKBP Muchammad Syafi Maula mengatakan polisi meminta keterangan dari lima orang saksi. Yakni tiga orang juru masak, satu takmir masjid dan seorang Ketua RT. Jumlah saksi kemungkinan bertambah.
“Sampel makanan dikirim ke Lab Polda Jawa Tengah. Untuk sementara di lokasi (Masjid At Taubah) vakum dulu kegiatan termasuk bagi takjil. Mayoritas jemaahnya masuk RS,” katanya.(Lim)