HARIAN MERAPI – Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) rutin menggelar penulisan artikel ilmiah.
Menurut Prof Dr Dyah Mutiarin SIP MSi sebagai Kepala Lembaga Riset dan Inovasi UMY, pada tahun ini merupakan pelatihan yang keempat dan menghadirkan 8 narasumber.
“Pesertanya dari berbagai daerah di Indonesia. Nantinya, sangat diharapkan para peserta akan menghasilkan karya-karya yang bisa dipublikasikan di jurnal bereputasi nasional sampai internasional,” terangnya, baru-baru ini.
Baca Juga: Apakah vaksin Covid-19 untuk anak mengganggu imunasi lainnya, ini jawaban Prof Zubairi Djoerban
Publikasi artikel ilmiah di Indonesia, lanjutnya, saat ini tengah mencapai posisi pertama di ASEAN. Hanya saja di kancah internasional masih tertinggal jauh.
“Sehingga dengan kegiatan tersebut antara lain bisa memacu para akademisi untuk lebih giat dalam melakukan publikasi artikel ilmiah, baik di kancah nasional maupun internasional,” tegasnya.
Koordinator Jurnal dan Publikasi Ilmiah DRTPM, Yoga Dwi Arianda ST MSi mengungkapkan, pelatihan penulisan artikel ilmiah memberikan manfaat yang tidak hanya dirasakan oleh penulisnya saja.
Baca Juga: PWI larang anggotanya ikut UKW lembaga abal-abal, ini alasannya
Namun, dampaknya juga dapat dirasakan oleh masyarakat dan lebih luas lagi dan akan mendorong peringkat Indonesia lebih tinggi lagi di kancah internasional.
“Selain itu dengan semakin mahir dalam publikasi artikel ilmiah, akan bisa merasakan manfaat penting lain seperti kenaikan pangkat sampai guru besar,” tandas Yoga.
Bahkan, hasil riset nantinya langsung dirasakan dampaknya oleh masyarakat baik secara teoritis maupun implementasi di lapangan. Lebih luas lagi, memberi sumbangsih besar pada perguruan tinggi dan berdampak bagi negara agar tidak tertinggal dengan negara-negara lain di dunia.
Senada dengan Yoga, Prof Dr Ir Sukamta ST MT IPM sebagai Wakil Rektor bidang Akademik UMY menegaskan, pelatihan penulisan artikel ilmiah tersebut akan memberikan berbagai manfaat.
“Misalnya, mulai dari memberi motivasi dan skill untuk dosen, mendongkrak reputasi yang bersangkutan, juga meningkatkan jabatan akademik,” ungkap Prof Sukamta.