pendidikan

Wisuda dibagi dua sesi, Rektor UMY: semoga segenap wisudawan bisa memberi warna bagi Indonesia

Kamis, 8 September 2022 | 06:00 WIB
Rektor UMY memberikan ijazah kepada wisudwan terbaik dalam acara wisuda periode pertama Tahun Ajaran 2022/2023. ( Foto:Dok BHP UMY)



HARIAN MERAPI – Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menggelar wisuda periode pertama Tahun Ajaran 2022/2023 baik untuk program Vokasi, Sarjana dan Pascasarjana di Sportorium UMY, Rabu (7/9/2022).

Jumlah total wisudawan 1.237 dan dibagi dalam dua sesi, yakni Sesi I untuk wisuda Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Agama Islam, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Pendidikan Bahasa serta program Vokasi.

Sedangkan Sesi II, dilaksanakan pada Kamis (8/9/2022), yakni diikuti oleh peserta wisuda dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Teknik, Pertanian, Hukum serta program Pascasarjana.

Baca Juga: Sebanyak 2.497 mahasiswa baru UMBY ikuti pengenalan kehidupan kampus secara luring selama tiga hari

Rangkaian pelaksanaan wisuda menggunakan konsep hybrid, sehingga ada peserta wisuda yang hadir secara offline maupun online.

Pada saat sambutan pembukaan wisuda Sesi I, Rektor UMY Prof Dr Ir Gunawan Budiyanto MP IPM antara lain memberikan ucapan selamat kepada para peserta wisuda yang berhasil secara resmi menyelesaikan studinya di UMY.

“Selamat berjuang kepada seluruh peserta wisuda yang akan menjadi bagian untuk memberikan warna kepada Indonesia,” papar Prof Gunawan.

Baca Juga: Pengalaman misteri Taslim di hari pertama mengajar pada sekolah Tionghoa, siswi itu melambaikan tangan ......

Selain itu Rektor UMY juga menyampaikan pandangannya mengenai istilah ‘bonus demografi’ yang akhir-akhir ini semakin sering terdengar dan mengingatkan para wisudawannya agar lebih bijak memaknai bonus demografi.

“Bonus demografi selalu menjadi jualan para politikus dan calon pejabat, tetapi tidak ada satupun orang yang mencoba mengurai istilah dari bonus demografi,” jelasnya.

Menurut Guru Besar UMY Bidang Ilmu Tanah ini, istilah bonus demografi hanya umum bagi masyarakat di perkotaan. Lalu sebagian besar yang tidak mendapatkan akses menuju peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah para pemuda pada rentang usia 15-30 tahun yang berjumlah jutaan.

Baca Juga: Penuhi panggilan KPK, Anies : Untuk hilangka prasangka terhadap Formula E

“Pada tahun 2035, hampir 40 persen struktur penduduk Indonesia akan terdiri dari usia produktif antara 20-35 tahun. Tetapi yang mendapatkan peningkatan kualitas sumber daya manusia itu tidak lebih dari 10 persen,” terangnya.

Ditambahkan Prof Gunawan, bonus demografi yang selalu dibangga-banggakan tanpa ada penjelasan yang rinci hanya akan menjadi permasalahan sosial.

Halaman:

Tags

Terkini