pendidikan

Dosen Fakultas Ilmu Budaya UGM gelar Kuliah Praktisi Mengajar, dua penulis novel dihadirkan

Senin, 5 Juni 2023 | 10:15 WIB
Pemateri dan sebagian peserta Kuliah Praktisi Mengajar di Fakultas Ilmu Budaya UGM foto bersama. (Foto: Dok. Panitia)

HARIAN MERAPI - Salah satu dosen Fakultas Ilmu Budaya UGM, Wiwien Widyawati Rahayu menerapkan beberapa kiat agar pembelajaran mata kuliah yang diampunya bisa terlaksana sebaik mungkin, baik teori maupun praktik.

Seperti halnya, baru-baru ini, Wiwien Widyawati atau akrab disapa Bu Wien menggelar Kuliah Praktisi Mengajar bertajuk “Temu Pengarang dan Peneliti Sastra Jawa” di Ruang Multimedia, Gedung Margono, Fakultas Ilmu Budaya UGM.

Menurut Bu Wien sebagai dosen pengampu mata kuliah Kajian Sastra dan Metode Penelitian Sastra Jawa di Fakultas Ilmu Budaya UGM, jumlah peserta Kuliah Praktisi Mengajar tersebut ada 60 orang.

Baca Juga: Bikin prihatin, nasib bangunan ternama di Salatiga, Pasaraya 2 yang tak terawat dan nganggur

“Lima belas peserta berasal dari Paguyuban Sastra dan Budaya Jawa Kawi Merapi, ditambah 45 mahasiswa dari dua mata kuliah Kajian Sastra dan Metode Penelitian Sastra Jawa, Fakultas Ilmu Budaya UGM,” ungkapnya.

Adapun pemateri yang dihadirkan, lanjut Bu Wien, yakni dua penulis novel, Budi Sardjono dan Alexandra Indriyanti Dewi. Kedua praktisi penulis novel ini banyak membedah seputar proses kreatif karya masing-masing.

“Pak Budi banyak membedah tentang novel karyanya berjudul, Prau Layar ing Kali Code dan Mbak Alexandra tentang karyanya berjudul, Kidung Tresna Sang Pikatan,” papar Bu Wien.

Materi yang disampaikan kedua praktisi tersebut berhasil memantik diskusi. Antara lain, bagaimana fakta sejarah hingga mitos dikemas menjadi novel serta bagaimana menjaga mood agar novel bisa selesai.

Baca Juga: PSHT dan Brajamusti sepakat damai di depan Kapolda DIY: demi keamanan Jogja

Selain itu ada pemaparan seputar praktik studi pustaka dan riset lapangan yang dibutuhkan pada proses penciptaan karya. Semua menjadi topik hangat dalam diskusi sampai akhir.

Alasannya dipilih novel berbahasa Jawa, antara lain karena sangat sulit ditemui di pasaran, padahal minat untuk meneliti dan membacanya masih cukup banyak.

Pada sisi yang lain, pendekatan penelitian yang dipilih/disarankan untuk mahasiswa mengalami perkembangan, seiring kemampuannya menangkap temuan problematika dari hasil membaca cermat.

“Kegiatan serupa akan berlangsung secara berkelanjutan, setiap satu semester dalam bingkai implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi,” tandas Bu Wien.

Baca Juga: Temiangan Hill, Destinasi 'Negeri di Atas Awan' di Pekon Trimulyo Lampung Barat Jadi Primadona Wisatawan

Halaman:

Tags

Terkini