HARIAN MERAPI - Data dari United Nations Environment Programme (UNEP) menyebutkan, Indonesia menempati peringkat kedua sebagai penyumbang sampah plastik ke laut terbanyak di dunia.
Artinya, setiap tahun jutaan ton limbah plastik diproduksi, dan sebagian besar berakhir tanpa pengelolaan yang memadai. Selain itu, solusi daur ulang plastik kerap terkendala.
Hal itu terkendalan oleh minimnya akses terhadap teknologi yang terjangkau, terutama di kalangan masyarakat maupun pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di berbagai tempat.
Guna menjawab tantangan tersebut, dosen Prodi Teknologi Rekayasa Otomotif, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Ir Rinasa Agistya Anugrah SPd MEng berusaha menciptkan inovasi.
Bersama tim mahasiswa Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), yakni menciptakan mesin peleleh limbah plastik.
Baca Juga: Tragedi nelayan Samas, gambaran perjuangan hidup
Secara teknis, mesin terdiri dari beberapa komponen utama seperti tabung peleleh, bilah pengaduk, motor listrik dan sistem pemanas. Intinya, limbah plastik cukup dimasukkan ke tabung peleleh.
“Selanjutnya dilelehkan menggunakan pemanas, lalu diaduk-aduk hingga homogen sebelum dialirkan ke cetakan sesuai bentuk akhir yang diinginkan,” jelas Rinasa, baru-baru ini.
Menurutnya, inovasi tersebut langsung diimplementasikan melalui skema pengabdian masyarakat dengan menggandeng salah satu UMKM asal Indonesia, PT Inovasi Waskita Teknologi (Inowastek).
Yakni perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan sampah dan produksi peralatan kebersihan, misalnya tempat sampah bilah, komposter, mesin pencacah hingga beberapa produk custom.
“Salah satu kendala utama Inowastek, tak adanya mesin peleleh limbah plastik yang efisien, sehingga bisa menjadikan produk daur ulang dengan kualitas optimal,” ungkap Rinasa.
Baca Juga: Tahukah Anda psikosomatik ? Kenali gejalanya berikut ini
Ditambahkan, keunggulan utama mesin peleleh limbah plastik karyanya bersama tim, yakni konstruksinya cukup sederhana namun efisien, sehingga memangkas proses produksi menjadi hanya dua tahap.
Terutama pelelehan dan pencetakan. Tak kalah penting, dapat mengolah jenis plastik Polyethylene Terephthalate (PET), seperti botol air mineral, dengan kapasitas sekitar lima kilogram per proses.
Jika untuk membuat satu paving block bentuk balok dibutuhkan sekitar 1,2 kg plastik. Lain halnya, jika bentuk prisma segi enam memerlukan 2,1 kg.