NELAYAN adalah profesi mulia karena bekerja untuk kepentingan keluarga dan masyarakat. Kepentingan keluarga terkait dengan tuntutan memberi nafkah kepada seluruh anggota keluarganya. Sedang kepentingan masyarakat terkait dengan hasil melaut berupa ikan dan lainnya yang dijual untuk dikonsumsi masyarakat agar sehat karena kecukupan gizi.
Namun, tidak semua orang paham bahwa menjadi nelayan penuh marabahaya. Bahkan, setiap hari, saat melaut, mereka harus bertaruh nyawa menghadapi ganasnya gelombang yang sewaktu-waktu menerkam.
Sering kita dengar nelayan tewas saat perahunya terbalik karena digulung ombak. Bisa berenang sekalipun tak menjamin mereka selamat. Mengapa ? Karena ombak yang begitu besar tak bisa dihadapi cukup dengan kepandaian berenang.
Baca Juga: Sidang Pembunuhan Sopir Taksi Online di Bantul, Anak Korban Histeris Dengarkan Dakwaan JPU
Beberapa hari lalu terjadi peristiwa tragis ketika perahu nelayan di Pantai Samas terbalik karena dihantam gelombang. Dua orang nelayan pun berjuang mati-matian untuk selamat dengan terus berenang hingga ke tepian pantai.
Kedua orang itu, yakni Sugito (46) dan Pulung Aryadi (48) akhirnya bisa mencapai tepian pantai. Mereka selamat sampai daratan. Namun, apa yang terjadi kemudian ?
Sungguh tidak disangka, Pulung Aryadi merasa dadanya sesak dan minta diantar ke rumah sakit. Selanjutnya, sesampai di rumah sakit, nyawa Pulung tidak tertolong.
Baca Juga: Moreno Soeprapto Maju Pencalonan Ketua Umum IMI 2025-2030, Ini Misinya
Diduga ia sangat kelelahan karena telah berenang hingga berpuluh kilometer demi menyelamatkan diri. Tragisnya, usai selamat, justru setelah itu tragedi terjadi. Pulung diduga kelelahan, sehingga jantungnya tak bekerja secara normal dan berakibat fatal.
Kasus semacam ini mungkin jarang terjadi. Berhasil selamat tapi mengalami kejadian fatal usai di darat. Tentu ini menjadi peringatan bagi para nelayan untuk lebih berhati-hati ketika melaut.
Mereka tak cukup hanya berbekal kemahiran berenang, tapi juga kesehatan. Kita sering mendengar orang tiba-tiba meninggal usai berolahraga keras. Agaknya, inilah yang terjadi pada Pulung Aryadi. Tenaga terfosir, hingga organ jantung tak mampu bekerja normal.
Baca Juga: Laga Final Indonesia Lawan Vietnam Dipastikan Menggunakan VAR
Pulung diduga telah mengeluarkan tenaga atau energi terlalu besar melebihi kapasitas kemampuan tubuh. Mengapa temannya selamat, padahal hal yang dilakukannya juga sama dengan Pulung.
Jawabnya, kemampuan tubuh seseorang berbeda-beda alias tidak sama. Kini, yang lebih penting adalah langkah antisipasi agar peristiwa tidak terulang. Misalnya terkait ketersediaan alat keselamatan diri, seperti pelampung dan sebagainya. (Hudono)