HARIAN MERAPI - Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) memperkarsai pelaksanaan kuliah tamu di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Muhammadiyah (STITM) Sibolga, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.
Kegiatan yang digelar pada akhir 2024 tersebut menghadirkan pemateri, Dr. Aris Slamet Widodo, salah satu dosen Agribisnis sekaligus Kepala Divisi Pengabdian Mahasiswa UMY.
Segenap mahasiswa STITM Sibolga berkesempatan mendalami konsep dan teknik fasilitasi pemberdayaan masyarakat. Sedangkan tim dari LPM UMY, antara lain bisa mengulik esensi dari pemberdayaan masyarakat berkelanjutan.
Menurut Aris, paradigma baru dalam memahami pemberdayaan masyarakat tidak hanya sekadar kegiatan semata melainkan sebuah proses yang butuh pendampingan.
Baca Juga: Rugikan nasabah hingga Rp 150 Milyar, Ketua Kospin PAS diadili
"Pemberdayaan bukanlah sekadar event atau kegiatan sesaat, melainkan sebuah proses berkelanjutan yang membutuhkan pendampingan intensif," papar Aris.
Sedangkan esensi pemberdayaan, lanjutnya, terletak pada transformasi perilaku yang bermuara pada terbentuknya kemandirian masyarakat, apalagi bagi daerah pesisir dan maritim Tapanuli Tengah.
Tidak hanya memberikan bantuan berupa alat tetapi juga pelatihan serta proses pendampingan yang berkelanjutan kepada masyarakat. Apalagi potensi pesisir dan maritim yang melimpah di Sibolga perlu pendampingan berkelanjutan agar bisa optimal menopang kesejahteraan masyarakat.
“Di Sibolga ini, tak cukup hanya memberikan bantuan alat tangkap kepada nelayan atau pelatihan pengolahan ikan kepada ibu-ibu. Yang lebih penting adalah proses pendampingan berkelanjutan sampai mereka benar-benar mandiri," tegasnya.
Sementara itu Rektor STITM Sibolga, Uli Anto Hutagalung, M.MPd, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kuliah tamu tersebut. Pasalnya, mahasiswa sebagai agen perubahan harus memahami esensi pemberdayaan masyarakat.
Tak kalah penting, ilmu yang didapat dari kuliah tamu bisa menjadi bekal untuk mengabdi kepada masyarakat dengan pendekatan yang tepat dan berkelanjutan.
“Kita tidak hanya ingin menciptakan perubahan sesaat, tapi transformasi yang mengakar di masyarakat. Kuliah tamu ini bisa pula menjadi momentum penting bagi mahasiswa STITM dalam memahami pendekatan pemberdayaan masyarakat yang efektif,” jelasnya.
Ditambahkan, materi yang disampaikan dalam kuliah tamu tidak hanya memperkaya wawasan teoritis, tetapi juga memberikan perspektif praktis tentang bagaimana menjalankan program pemberdayaan yang berkelanjutan dan berdampak nyata bagi masyarakat.
Baca Juga: Empat kunci keselamatan dunia-akhirat; diantaranya beriman dan beramal saleh