HARIAN MERAPI- Berbagai kenangan menarik dapat ditemukan ketika Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menggelar Wisuda Vokasi, Sarjana, dan Pascasarjana Periode IV Tahun Akademik 2023/2024.
Saat rangkaian acara wisuda hari kedua, bertempat di Sportorium UMY, baru-baru ini, ribuan wisudawan membawa bendera Palestina. Pasalnya, prosesi wisuda tersebut memang berbeda dibandingkan dengan wisuda-wisuda sebelumnya.
Saat sambutan, Rektor UMY, Prof Dr Ir Gunawan Budianto MP IPM ASEAN Eng menjelaskan, momen wisuda di UMY kali ini mengangkat tema, “Dukungan untuk Palestina”.
Ia bersama seluruh jajarannya, mengajak para wisudawan, orangtua/wali wisudawan, serta segenap panitia wisuda untuk mengutuk keras tindakan zionisme.
“Zionisme adalah sebuah gerakan politik yang terbentuk akibat adanya penindasan atas bangsa Yahudi di Eropa. Namun pada akhirnya justru perbuatan terkutuk itu juga dilakukan Zionis Yahudi kepada Palestina,” papar Prof Gunawan.
Ditegaskan pula, bahwa bangsa Indonesia mengutuk segala tindakan penjajahan, hal ini seperti telah tertuang dalam alinea pertama pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pada kesempatan tersebut, seorang perwakilan mahasiswa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Sunshine Voice (SSV) UMY naik ke panggung dan menyanyikan lagu, Atuna Tufuli (Atouna El Toufoule) yang menceritakan harapan anak-anak bangsa Palestina yang kehilangan kebebasan di tengah konflik berkepanjangan.
Baca Juga: Indahnya bersepeda dari Jakarta melewati tujuh tempat wisata Jogja sambil kampanye untuk 1.500 guru
Sedangkan salah satu wisudawan dari Prodi Manajemen sekaligus penyanyi kenamaan asal Jogja, Nabila Maharani mengajak suaminya, Tri Suaka ke panggung lalu keduanya menyanyikan lagu, We Will Not Go Down (Gaza Tonight).
Selanjutnya, Annisa Divayo Andrani (wisudawan terbaik dari Prodi Teknologi Informasi) dalam pidatonya antara lain juga menyerukan pesan perdamaian untuk Palestina.
“Kita semua berharap agar perdamaian dan keadilan segera tercapai di Palestina. Mari kita bersama-sama mendoakan mereka. From the river to the sea, Palestine will be free,” seru Annisa.
Sementara itu Hussein Gibreel Musa Salih asal Sudan, termask salah satu wisudawan, sebab telah menyelesaikan Studi Doktornya (S3) di UMY. Penelitian yang telah dibuatnya, yaitu seputar bagaimana upaya peningkatan pembangunan berkelanjutan di situs warisan budaya di Borobudur dan Prambanan.
Tujuan penelitiannya, misalnya untuk menemukan cara meningkatkan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) di destinasi wisata tersebut.