Tips yang kedua menurut Wahyudi adalah menggiatkan kolaborasi lintas lapisan masyarakat dan lintas bidang ilmu. Pemanfaatan dan pengembangan AI menurutnya dapat sukses jika dirancang dan diimplementasikan disiplin ilmu yang multi-dimensional.
Wahyudi mencontohkan GPS yang kini bisa sangat bermanfaat untuk perjalanan masyarakat, karena mampu mengkombinasikan pengetahuan informatika dengan geografi.
"AI memiliki sejarah panjang dalam perkembangannya, dimulai sejak tahun 1950-an dengan kemajuan mesin, dan semakin berkembang serta berevolusi hingga saat ini, berkat kolaborasi lintas sektor. Sehingga kita harus terus berkolaborasi, jika ingin sukses memanfaatkan AI," ucapnya.
Sebagai tips ketiga dan terakhir, Wahyudi juga mengajak masyarakat untuk memanfaatkan AI demi peningkatan produktivitas.
Manusia harus mampu memanfaatkan AI sebagai alat yang dapat bekerja secara beriringan, bukan sebagai pesaing.
Wahyudi mencontohkan Generative AI sebagai kecerdasan buatan yang dapat menciptakan berbagai hal seperti tulisan, audio visual, pemrograman, pengenalan bahasa, hingga gambar lukisan.
Baca Juga: HUT ke 75 Polwan, Polres Sukoharjo Gelar Olahraga Bersama hingga Bazar UMKM
Generative AI tetap membutuhkan manusia sebagai pengendalinya untuk berbagai hal seperti suplai data maupun panduan-panduan dalam bekerja.
"Tanpa orang yang mampu mengetik prompt (panduan) secara baik, maka ChatGPT dan berbagai Generative AI hasilnya tidak akan optimal."
"Sehingga penting untuk diingat bahwa AI bukanlah suatu keajaiban, tapi sebagai alat untuk dimanfaatkan, dianalisa apa kekurangannya, dan saling melengkapi untuk meningkatkan produktivitas dan kemajuan bangsa," pungkas Wahyudi. *