HARIAN MERAPI – Tak kurang dari 150 mahasiswa Ekonomi asal berbagai perguruan tinggi di Indonesia mengikuti field trip (studi lapangan) di Kampung Bambu Jetis, Sumberrejo, Tempel, Sleman, akhir pekan lalu.
Rangkaian kegiatan field trip yang diinisiasi Forum Mahasiswa Ekonomi Indonesia (FMEI) Fakultas Ekonomi Bisnis UGM tersebut dihadiri pula oleh Lurah Sumberrejo Tempel, Anjar Purwanto SE, perwakilan dari PT Bambu Nusa Verde (Hana S) dan PPL Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY (Retno ES).
Menurut Djati Kairing Setiatuhu sebagai ketua penyelenggara field trip, kegiatan tersebut bisa berjalan lancar dan sukses, sebab didukung pula berbagai pihak. Tim panitianya sendiri melibatkan sebagian anggota/pengurus FMEI Fakultas Bisnis UGM.
Baca Juga: 58 Bregada ikuti Hari Jadi ke-107 Kabupaten Sleman, begini suasananya
“Tim dari kami antara lain ada Indirasasti Ardhanareswari, Alivia Khansa Affandi, Janeeta Az Zahra, Danarra Azka Aisya Bochari, Izzad Muhammad Suhendra dan Rajwa Irfi Nabiilah,” ungkap Djati.
Sedangkan mahasiswa Ekonomi peserta field trip tersebut, antara lain dari Universitas Brawijaya, Universitas Andalas, Universitas Diponegoro, Telkom University, Universitas Padjajaran, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan UPN Veteran Yogyakarta.
Masih ada lagi dar Universitas Indonesia, Universitas Jendral Soedirman, Universitas Kristen Satya Wacana, Universitas Gadjah Mada, Universitas Sebelas Maret, Universitas Negeri Semarang, Institut Pertanian Bogor, Universitas Airlangga dan Universitas Sriwijaya.
Baca Juga: Begini cara jalan Rasulullah di bumi Allah, yuk dicontoh, sebab menunjukkan sifat dan akhlak
Indirasasti sebagai koordinator pelaksana field trip menambahkan, dalam kesempatan tersebut para peserta diajak berkeliling ke lahan konservasi bambu guna mengenal berbagai macam koleksi tanaman bambu seperti yang berasal dari India, Afrika Selatan, China, Jepang, Burma, Bangkok dan bambu lokal.
Sedangkan Ketua Wisata Kampung Bambu Jetis, Rohmad mengatakan, dengan ada kegiatan tersebut para mahasiswa Ekonomi juga dapat membantu perputaran ekonomi di pedesaan, termasuk ikut melarisi aneka makanan dan minuman tradisional.
“Alhamdulillah, selain produk kerajinan bambu aneka makanan dan minuman tradisional buatan warga di Jetis seperti thiwul, klepon, rujak rebung bambu, wedhang telang juga bisa dilarisi,” tandasnya.
Baca Juga: Soal pembebasan tanah jalan baru Nogosaren Salatiga, Joko Wahono: target Agustus 2023 sudah beres
Sedangkan Ketua Forkom UMKM Sumberrejo, Joko Supardi mengungkapkan untuk lebih mengenal produk makanan-minuman tradisional kepada para peserta field trip, maka para peserta juga bisa melihat maupun praktik membuat beberapa olahan makanan-minuman tradisional.
“Praktik membuat makanan dan minuman tradisional dipandu langsung oleh Sri Maulana dan Fatkhurohman sebagai tutor sekaligus pemilik usaha makanan dan minuman tradisional,” urainya.
Sementara itu, pengamat ekonomi dari Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY), Widarta SE MM mengungkapkan, field trip yang diinisiasi Forum Mahasiswa Ekonomi Indonesia (FMEI) Fakultas Ekonomi Bisnis UGM tersebut memberi banyak manfaat atau sisi positif.