Psikologi UMBY sinergi Tim Capung Indonesia menggelar psikoedukasi bertema Positive Parenting di Sokorini Muntilan Jawa Tengah

photo author
- Senin, 4 Agustus 2025 | 14:15 WIB
Rangkaian acara psikoedukasi bertema Positive Parenting hasil sinergi Psikologi UMBY dan Tim Capung Indonesia.  (Dok.UMBY)
Rangkaian acara psikoedukasi bertema Positive Parenting hasil sinergi Psikologi UMBY dan Tim Capung Indonesia. (Dok.UMBY)

HARIAN MERAPI - Prodi Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) secara berkala menggelar psikoedukasi bertema “Positive Parenting.”

Sebagai contoh, baru-baru ini, psikoedukasi dilaksanakan di MI Ma’arif Sokorini, Muntilan, Jawa Tengah bekerja sama dengan Tim Capung Indonesia dan diikuti 60 peserta.

Psikoedukasi Positive Parenting dipimpin Luthfi Noor Aini, S.Psi., M.A.. Sebagai anggota Davita Variani, M.Psi., Psikolog serta tiga mahasiswa: Fenisa Olivia Fernanda, Callista Khansa dan Vinka Rizvany.

Menurut Luthfi, kegiatan dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional 2025 dan diharapkan semakain menguatkan pesan, bahwa keluarga punya peran penting.

Baca Juga: Inilah terapi untuk identifikasi terjadinya gangguan gelombang otak

“Khususnya orang tua, memegang peran utama dalam menciptakan lingkungan yang aman, penuh cinta dan mendukung pertumbuhan anak secara optimal,” ungkap Luthfi.

Selain itu, digelarnya psikoedukasi tersebut dilatarbelakangi oleh pentingnya peningkatan pemahaman orang tua mengenai pola asuh yang sehat dan mampu mendukung perkembangan anak.

“Berdasarkan observasi dan asesmen awal, banyak orang tua masih menerapkan pola asuh berdasarkan kebiasaan lama yang kurang mempertimbangkan pendekatan ilmiah dan perkembangan zaman,” jelasnya.

Hal tersebut, lanjut Luthfi, dapat berdampak pada tumbuh kembang anak, terutama dalam hal kemampuan sosial, emosional dan kemandirian anak.

Baca Juga: Inilah ajaran Islam tentang pentingnya menjaga kesehatan, simak nasihat Menag

Sehingga, psikoedukasi dirancang untuk membekali orang tua dengan konsep dan strategi pengasuhan yang positif dan adaptif. Harapannya, orang tua bisa mempraktikkan pengetahuan dari psikoedukasi.

Ia pun menegaskan, tentang konsep dasar Positive Parenting mengenai pentingnya pengasuhan penuh kasih sayang dan disiplin tanpa kekerasan maupun cara membangun komunikasi efektif dengan anak.

Menurutnya, pengasuhan tanpa kekerasan penting, sebab bisa menciptakan rasa aman dan nyaman, memperkuat ikatan orang tua dan anak serta membentuk kepercayaan diri yang sehat sejak dini bagi anak.

Sedangkan Davita, antara lain memaparkan terkait pemahaman mengenai masa golden age, yakni umur antara 0–6 tahun. Pasalnya, sebagai periode krusial pembentukan otak, karakter dan kecerdasan anak.

Baca Juga: Penyanyi cilik asal Malang, Vanya Wijaya, rilis 6 lagu inspiratif lewat mini album 'Pejuang Tangguh'

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X