Pembelian minuman menggunakan kemasan botol, lanjutnya, minum bisa diganti dengan membawa botol minum. Sedangkan, Reuse berkaitan dengan pengurangan sampah dengan menggunakan produk-produk berulang kali.
Sehingga dapat meminimalisir sampah. Adapun, 3R yang terkahir adalah recycle dengan mendaur ulang sampah atau barang bekas menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis.
Sebagai contoh, mendaur ulang sampah makanan (organik) menjadi pupuk kompos, sampah plastik menjadi produk-produk kerajinan. Maka, masyarakat dapat memaksimalkan aspek recycle sampah.
“Antara lain akan mampu menjadikan produk olahan sampah seperti produk kerajinan, pupuk kompos dan produk lainnya yang memiliki nilai ekonomis,” tandasnya.
Baca Juga: Anak bunuh ayah dan nenek serta lukai ibunya, ternyata hanya dihukum ini
Sedangkan praktisi pengelolaan sampah, Yosi Sugito antara lain menegaskan pentingnya melakukan pengelolaan sampah mulai dari individu.
Sebab, setiap manusia menghasilkan sampah, maka harus menyadari dengan melakukan pemilihan sampah organik dan non-organik secara mandiri.
Ditambahkan, pengindentifikasi potensi sampah dengan melihat karakter jenis-jenis sampah di lokasi dan harus bisa memprediksi kriteria tersebut bisa dikelola atau tidak.
“Pengelola sampah harus mempunyai kompetensi dan perlu disetarakan sebagai profesi yang ada di Indonesia melalui SOP alias Standar Operasional Prosedur,” jelas Yosi.
Sementara itu, Ketua Sido Resik, Darno memaparkan sangat berharap rangkaian kegiatan tim PkM tersebut bisa memberi banyak manfaat, terlebih terkait sampah.
“Selain itu kelompok Sido Resik akan semakin banyak mendapat respon positif dari masyarakat dan memberikan pengaruh kesadaran masyarakat untuk peduli akan pengelolaan sampah,” paparnya.*
