HARIAN MERAPI - Fakultas Bioteknologi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) bekerja sama dengan Masyarakat Iktiologi Indonesia (MII), Departemen Perikanan Universitas Gadjah Mada (UGM), serta Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyelenggarakan 3rd International Seminar on Fish and Fisheries Sciences bertema “Management of Aquatic Ecosystem for Sustainability of Fish Resources and Fisheries” pada 10-12 Juni di Auditorium Koinonia UKDW.
Ketua Panitia 3rd International Seminar on Fish and Fisheries Sciences, Dr. Djoko Rahardjo menyebutkan jika acara tersebut berlangsung secara hybrid dan dihadiri oleh 160 peserta (106 daring and 54 luring) dari 74 instansi pemerintah, industri, Non Government Organization (NGO) maupun institusi pendidikan baik di tingkat nasional maupun internasional. Kegiatan ini membahas berbagai tantangan dalam pengembangan sumber daya alam kelautan.
Bahwa sektor perikanan dan kelautan sendiri merupakan salah satu pilar utama dalam ketahanan pangan nasional. Sebagai salah satu negara kepulauan, perikanan di Indonesia menjadi salah satu sumber penghidupan bagi jutaan masyarakat pesisir.
Baca Juga: Angka stunting di Kota Magelang sebesar 15,4 persen, ini data lengkapnya
Berdasarkan data Badan Informasi Geospasial (BIG), pada tahun 2024, jumlah pulau di Indonesia mengalami peningkatan menjadi 17.380 pulau dari 17.374 pulau di tahun 2023. Keberadaan pulau baru ini membawa sumber daya baru bagi perikanan dan meningkatkan potensi wisata bahari di Indonesia.
Namun, pengembangan potensi sumber daya laut bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat menghadapi berbagai tantangan serius, seperti degradasi ekosistem perairan, pencemaran lingkungan, penangkapan berlebihan hingga perubahan iklim, yang mengancam keberlanjutan sumber daya ikan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pendekatan ilmiah, kolaboratif dan pengelolaan ekosistem perairan berbasis komunitas.
“Konferensi ini diselenggarakan untuk mendorong sinergi ilmiah antara akademisi, peneliti, pembuat kebijakan dan pelaku industri perikanan. Sehingga dapat saling bertukar ide dan berkolaborasi dalam riset dan penulisan ilmiah, atau usulan implementasi kebijakan pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya perikanan,” kata Djoko.
Rektor UKDW, Dr. -Ing. Wiyatiningsih menyampaikan seminar ini membahas berbagai hal, mulai dari sustainable aquatic management, hingga teknologi aquaculture, di mana UKDW berusaha meningkatkan sektor fishery and environmental sustainability.
Baca Juga: Dirut Bank Salatiga Sebut Sudah Bayar Kerugian dan Tersisa Rp 5,7 Miliar
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Dr. I Nyoman Radiarta, menyampaikan bahwa sektor kelautan harus menjadi episentrum dalam pembangunan di Indonesia. Ia bangga, karena dalam lima tahun belakangan, produksi makanan dari sektor kelautan relatif stabil, mencapai 20-25 juta ton per tahun.
Sementara itu, Sri Sultan Hamengkubuwono X mengingatkan, masyarakat boleh mengikuti arus permintaan pasar, peningkatan produksi, bahkan kemajuan teknologi akuakultur. Namun, jangan pula masyarakat sampai terhanyut dalam pendekatan eksploitatif, yang melupakan keseimbangan ekologi.
“Praktik perikanan dan budidaya yang bertanggungjawab haruslah dikedepankan. Tentu untuk menjaga ketahanan pangan jangka panjang, termasuk upaya melawan praktik penangkapan ikan secara ilegal, penangkapan yang tidak dilaporkan, dan tidak diatur,” kata Sri Sultan.
“Produksi perikanan memang penting, namun tanpa kesadaran menjaga keberlanjutan lingkungan bisa dikatakan kita sedang menggadaikan masa depan untuk keuntungan temporer,” sambungnya.