Sementara itu Didik Warsito pemilik DW Studio asal Gunungkidul mengatakan, dalam fashion show ICoSI UMY, ia lebih banyak kain dari bahan perca celana denim bekas dipadukan dengan kain tenun lurik dan Sumba.
“Kenapa kami memilih menggunakan kain dari celana-celana denim bekas, karena kami mendukung program Sustainable. Dalam dunia fesyen, fesyen adalah salah satu penyumbang sampah terbesar,” ungkapnya.
Dengan alasan tersebut, sebagai wujud kepedulian seperti terhadap lingkunan, sehingga pihaknya menggunakan celana bekas yang diolah kembali menjadi busana atau pakaian yang baru.
“Celana denim atau jeans bekas, kami dapatkan dengan cara membeli dari rumah ke rumah, supaya semua dapat melakukan proses berkesinambungan,” terang Didik.
Ditambahkan, ia sangat berterimakasih kepada segenap panitia ICoSI UMY 2024 yang telah memberikan kesempatan kepada pihaknya dan sejumlah sahabatnya untuk bisa berpartisipasi dengan membuat rancangan busana.
Baca Juga: Kejati DIY Ringkus Vinny Shintia Dewi, Buron Kasus Penipuan Haji Khusus Sejak 2021
Ia pun berharap, dengan terlibat dalam kegiatan tersebut, pihaknya dapat lebih dikenal oleh berbagai kalangan dan memberikan dampak positif untuk bumi dengan cara mengurangi limbah fesyen.
“Sukses selalu rangkaian acara ICoSI UMY 2024, semoga kedepannya bisa bekerjasama dengan perancang busana kembali seperti kami, misalnya ketika ada penampilan fashion show,” papar Didik.*