Kampung Kemiri, Dulu Lahan 'Basah' Kos dan Kuliner, Kini Sepi Ditinggal Mahasiswa UKSW Salatiga

photo author
- Senin, 16 Agustus 2021 | 21:07 WIB
Salah satu pojok kawasan Kampung Kemiri Salatiga.    (Foto: Edy Susanto)
Salah satu pojok kawasan Kampung Kemiri Salatiga. (Foto: Edy Susanto)

SALATIGA, harianmerapi.com - Siapa yang tidak kenal dengan nama Kampung Kemiri, Kota Salatiga. Kampung yang terletak di kawasan berdekatan dengan kampus Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) ini merupakan kawasan ‘basah’ dengan usaha pelayanan jasa kos mahasiswa dan kuliner, khususnya warung makan.

Sebelum pandemi Covid 19 mewabah, kampung ini menjadi primadona usaha dan banyak menjanjikan pemasukan keuangan yang cukup besar. Namun, setelah 1,5 tahun pandemi covid 19 menghantam Indonesia dan daerah, kini kampung Kemiri yang dulu penuh dengan ribuan mahasiswa UKSW yang berdatangan dari hampir seluruh pelosok nusantara, menjadi sepi dan sejumlah usaha kos pun ngeblong.

Bahkan dari pantauan wartawan, sejumlah rumah kos dipasang papan bertuliskan ‘dijual’.

Baca Juga: PSIS Semarang Punya Bus Baru dari Charlie Hospital untuk Mengarungi Liga 1

Warung makan yang bisanya penuh canda dan tawa para mahasiswa kos menjadi sepi seperti kampung biasa saja. Demikian halnya dengan usaha –usaha jasa lainnya seakan hidup segan mati tak mau di tengah badai covid 19 ini.

“Sekarang orang mampir warung untuk makan saja bisa dihitung dengan jari. Sepi banget sejak pandemi Covid 19, mahasiswa yang sebagian banyak berasal dari luar Jawa kuliah di UKSW hampir seluruhnya pulang ke kampung halaman,” ujar beberapa pemilik warung di Jalan Kemiri Salatiga, Senin (16/08/2021).

Seorang pemilik kos, Yoyok D (54) menuturkan usaha kos miliknya di kawasan kampung Kemiri Salatiga sejak pandemi covid 19 , pendapatan langsung turun drastis karena pihak UKSW tidak melaksanakan kuliah tatap muka dan melalui daring.

Baca Juga: Menutup Mata dengan Penyesalan 14: Tak Ada Keinginan Bertahan Hidup

“Usaha kos sudah gak bisa diandalkan lagi Mas, dari kurang lebih 200 kamar tempat kos kami sekarang ini kosong. Pendapatan bersih sebulan kurang lebih Rp 60 juta sudah tidak ada lagi alias kosong. Pegawai penjaga kos sudah tidak bisa bekerja. Itu dengan estimasi per kamar Rp 500 ribu. Semua prihatin, usaha kos di lingkungan UKSW kosong semua, saya sampai gak bisa ngomong apa-apa. Semoga pandemi segera berakhir dan usaha di Kemiri berjalan kembali dan UKSW menjalankan kuliah tatap muka kembali,” ujar Yoyok.

Suasana ini juga menimpa sejumlah usaha kos di luar kampung Kemiri yang tidak jauh dari kampus UKSW Salatiga. Sejumlah kos di kawasan Perumahan Domas juga ditinggalkan penghuninya pulang kampung. Bahkan beberapa warga yang hendak membuat usaha kos, dibatalkan. Harapan satu-satunya penghuni kos adalah mahasiswa UKSW dari luar kota kini belum ada kepastian kapan akan kembali lagi ke Salatiga seperti sebelum pandemi covid 19 lalu.

Baca Juga: Avin Faiz Posting Foto Akad Nikah, Bantah Henny Orang Ketiga Pernikahannya

“Keluarga kami sudah ada rencana membuka kos dengan memanfaatkan rumah yang ada. Namun karena pandemi covid 19 melanda, kami batalkan,” ujar Auliya. *

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Rekomendasi

Terkini

PPDI Merah Putih Ingin Berpatisipasi MBG dan KDMP

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:00 WIB
X