Sehingga kriteria tersebut dapat bottom up atau keinginan dan sifatnya betul-betul muncul dari setiap daerah.
Kemudian juga muncul adanya komitmen yang tinggi dari pemerintah daerah dan seluruh stakeholder dengan adanya regulasi tersebut.
"Kemudian terbentuknya komunitas atau komite ekonomi kreatif yang akan mengawal kabupaten atau kota kreatif di daerahnya dengan baik. Juga adanya perencanaan, baik jangka pendek, menengah, atau panjang," katanya.
Sementara Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih memaparkan bahwa wilayahnya terdapat program strategis yaitu:
1. Kabupaten Layak Anak (KLA).
2. Kabupaten Kreatif UCCN 2023.
3. Bantul Bersih Sampah Tahun 2025 (Bantul Bersama).
4. Pengembangan Food Estate
5. Pengentasan Kemiskinan.
Lebih lanjut Halim memaparkan jumlah sentra industri kreatif di wilayahnya.
Baca Juga: Elon Musk Dikabarkan Serius Beli Manchester United Rp 83 Triliun
"Di Bantul terdapat 44 sentra industri kreatif dari total 75 sentra yang tersebar di seluruh kapanewon di Bantul," ujarnya.
Sentra industri tersebut dijelaskannya, terdiri dari berbagai industri kreatif, yaitu kulit, batik, kayu, jamu, keris, bambu, meubel, eceng gondong, anyaman, dan olahan sampah.
Adapun jumlah pelaku usaha industri kecil di Bantul sebanyak 25.442 IKM, 105.404 tenaga kerja dengan laju pertumbuhan 3,5 persen.
Baca Juga: Vokalis perempuan Encore Band lulusan ISI Yogyakarta, piawai lantunkan berbagai genre musik, ini dia
Halim pun berharap Bantul akan berdampak positif dengan menjadi anggota jejaring UCCN.
"Di antaranya dapat mendorong potensi ekonomi kreatif Kabupaten Bantul dan memberikan kesadadan untuk mengembangkan modal sosial dan budaya untuk meningkatkan kesejahteraan," bebernya.
Selain itu Halim juga berharap dengan Bantul menjadi anggota jejaring UCCN akan berdampak positif kepada lingkungan.